Ketika kamu membaca ini, percayalah bahwa ini adalah senja paling indah dalam jiwaku. Aku memutuskan menulis ini di antara senja yang begitu indah di sepanjang perjalanan, menuju matahari terbenam yang saling tarik menarik antara pikiran satu dan pikiran yang lain, di antara marilah mendirikan sholat dan wajah lelah bapa-bapa pulang dari dagang siomay. Ada hujan yang tertahan, ada pawai yang enggan berjalan, ada yang muram di wajah pawang hujan yang hampir menyerah.
KEMBALI KE ARTIKEL