Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup

Go Green dengan E-Learning

5 Juni 2015   11:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:21 95 0
Tanggal 5 Juni ini adalah World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Apa yang ada dalam benak Anda ketika pertama kali mendengar kata ‘lingkungan’? Saya pribadi secara otomatis akan membayangkan pohon, saluran air yang bersih, udara segar, dan pada umumnya suatu gambaran alam yang didominasi warna hijau—oleh karena itulah aksi cinta lingkungan disebut ‘go green’. Bentuk kepedulian manusia terhadap lingkungan kemudian diwujudkan dalam bentuk menanam tumbuh-tumbuhan, mendaur ulang sampah, atau bersepeda. Aksi sedemikian pula yang didukung oleh e-learning. “Bagaimana bisa?”

E-learning’ mungkin sudah sangat familiar di telinga beberapa orang, entah itu betul dipahami atau sekadar masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Bagi sebagian orang lainnya mungkin istilah e-learning sama sekali asing.

Prinsip e-learning sederhana saja. Terdiri dari dua kata, yaitu electronic dan learning, terjemahan bebas e-learning adalah pembelajaran elektronik. Artinya, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik, dari mulai radio, TV, komputer, laptop, smartphone, sampai tablet. Biasanya e-learning juga menggunakan jaringan internet untuk mengunduh (download), mengunggah (upload), atau berbagi (share) konten. Namun, e-learning tidak selalu menggunakan koneksi internet. Contohnya UN CBT pada bulan April lalu, dimana konten (dalam hal ini soal ujian) sudah ada di komputer masing-masing siswa. Contoh lain bisa dilihat berupa CD interaktif pelajaran yang dengan mudah ditemukan di toko buku. Bentuk e-learning sangat beragam dengan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda pula.

Seperti layaknya tren ‘e’ saat ini (‘e-government’ , ‘e-shopping’, ‘e-payment’), e-learning pun membawa keunggulan teknologi yang mengefisiensikan waktu, tenaga, dan uang. Dengan sekali pemasangan jaringan elektronik yang berfungsi baik, proses e-learning kemudian dapat menghemat biaya di sana-sini.

Konten e-learning, karena didistribusikan secara elektronik, tentunya minim menggunakan kertas. Artinya, selain memangkas biaya pencetakan, hal ini juga menghemat penggunaan kertas yang dalam skala besar berarti mengurangi penebangan pohon untuk produksi kertas.

Proses e-learning yang dapat berlangsung di mana pun pengguna berada mengeliminasi kebutuhan transportasi, yang biasanya diperlukan demi mencapai satu tempat tertentu dimana proses pembelajaran dilaksanakan. Eliminasi ini tidak hanya mengurangi biaya bahan bakar kendaraan, tapi juga mengurangi emisi karbon yang dihasilkan. Bayangkan sebuah training perusahaan di area tertentu dimana untuk mencapainya, para karyawan—dari seluruh cabang, misalnya—harus menempuh perjalanan jauh menggunakan kendaraan yang memuntahkan banyak karbondioksida dan gas berbahaya lainnya. Dalam hal ini, proses e-learning mengurangi polusi udara yang berkaitan dengan pemanasan global.

Dampaknya mungkin tidak terlihat besar, tapi jika proses e-learning ini banyak diterapkan, maka akan semakin banyak orang yang melakukan penghematan kertas dan bensin. Dalam hal lingkungan hidup, saya paham bahwa sebetulnya bumi kita mampu mengembalikan “ke-hijau-annya” secara alami. Namun, tentu saja, sebagai penduduk bumi yang arif, kita dapat berkontribusi—sekecil apapun—untuk menjaga kelestarian satu-satunya tempat tinggal kita ini.

Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia!

pict taken from here

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun