Ibu2 sebelah sana komentar, "sayang ya sekolah tinggi-tinggi tapi diem di rumah."
Saya, "Kan ini bu yang wajib buat saya (sambil nunjuk Alif). Bagi-bagi tugas sama suami."
Ibu2 tadi ngeliat anak perempuan kecil di sebelah saya. "Nah ini anak siapa?"
Saya jawab, "Anak tetangga, ibunya kerja di Jakarta, berangkatnya jam 5 pagi, nyampe rumah (bogor) malem. Jadi dititipin di rumah."
Sesungguhnya inspirasi dari tulisan ini adalah anak perempuan tetangga saya itu.. hampir tiap hari (kecuali sabtu minggu) dia dititip ibunya di rumah mamah karena harus berangkat bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta.
Alhamdulillah setelah ibunya bekerja lagi pasca rehat, sudah bisa renovasi rumah sekarang, punya motor baru, dan bisa belanja baju sampai 1,6 juta rupiah..
Serius.
Awal-awal nitipin Z, ibunya belum sempet cari yang bantu--bantu. Z dateng ke rumah jam 6 subuh dengan kondisi masih ngantuk, belum mandi, dan belum sarapan. saat itu dia masih berumur 3 tahun.. Setiap hari seperti itu. sebulan, dua bulan, sampai setahun.
Mamah terus nanya, "Bu, udah dapet belum yang bantu2"
Ibu Z jawab, "belum."
Sampai ibunya Z memutuskan untuk menyekolahkan z di PAUD, ibunya belum juga dapat yang bantu2.
Suatu hari saya pernah mengingatkan soal Z yang dititip dan belum sarapan. Esoknya, Z datang dengan membawa Mie instan. Pun dengan hari2 berikutnya.
Kakak Z yang pertama duduk di bangku SMA, hobinya main game online dan atau PS.
Kakak Z yang kedua duduk di bangku SMP, sedang punya pacar dan sering kpergok Z sedang ciuman di kamar..
Kakak2 Z tidak Sholat sementara mereka muslim. Tidak ada yang mengawasi..
Saya greget dengan kondisi ini..
-----
Imam Ghazali pernah mengatakan, "Perempuan diperbolehkan memiliki kewajiban lain selama tanggung jawabnya yang pertama sudah terpenuhi." Dan dalam hal ini adalah mengurus rumah tangga, termasuk didalamnya mendidik anak.
Ingat kan, 3 kewajiban orang tua terhadap anaknya? Memberi nama yang baik, memberi pendidikan yang baik, dan menikahkannya.
Jangan dianggap mengurus anak itu cuma perkara nyuapin, mandiin, gantiin baju, ngajak main sehingga merasa cukup dititip ke yang bantu2.. Anak itu kan investasi, dan kita (sebagai orang tua, terutama ibu) dipercaya sebagai sekolah pertama anak.
Iya, ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Dimana anak anak mendapatkan pendidikan dasar tentang agama, karakter, prinsip, ilmu pengetahuan, kepribadian, baik secara langsung atau tidak.
Saya tidak kontra dengan perempuan yang punya peran dan berkerja di luar, kan Imam Ghazali juga bilang, jika diantara kita yang kinerjanya bermanfaat bagi banyak umat, maka janganlah bersembunyi.
Dan Saya juga mendukung perempuan yang menjadi IRT untuk tetap bersosialisasi, belajar, berkembang, punya usaha (baik di dalam atau luar rumah). Tapi kesemuanya harus sesuai porsinya, dalam arti, anak2 yang menjadi kewajiban utama tetap terurus masalah agamanya, pendidikannya, gizinya, lingkungannya, perhatiannya, dan kasih sayangnya.
Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Karena mengantarkan anak2 menjadi anak yang sholeh akan menjadi pahala kita yang terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia nanti. Inilah yang disebut investasi akhirat.
"Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat serta meninggalkannya secara sia-sia, maka berarti telah berbuat buruk kepada anak seburuk-buruknya. kebanyakan anak menjadi rusak adalah disebabkan orangtuanya, karena tidak adanya perhatian kepada mereka, serta tidak diajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunah-sunahnya (Ibnu Qayyim Al Jauzi)
---
Bagi sebagian orang, kesuksesan seseorang dilihat dari pencapaian materi dan karier yang didapatnya.
Bagi sebagian lainnya, kesuksesan adalah mendedikasikan ilmunya agar bermanfaat bagi orang banyak..
Bagi sebagian lainnya, kesuksesan adalah ketika melihat tumbuh kembang anak2nya setiap hari menjadi kebahagiaan tersendiri. Mengajarinya banyak hal, menceritakan kisah2 orang besar, mengenalkannya pada lantunan ayat Allah, lagu anak2, memfasilitasi serta membimbingnya menjadi orang2 yang sukses di dunia dan akhirat..
---
Tulisan ini didedikasikan kpd saya dan teman2 saya, dan semua yang telah memilih untuk menjadi Ratu Rumah Tangga.Tetap Semangat!