SAYA jadi tersenyum tersendiri membaca kehebohan di media massa hari-hari terakhir ini.
Pertama, kehebohan nama seorang Lelaki asal kecamatan Licin, Banyuwangi, kelahiran tahun 1973, yang bernama tuhan. Meskipun pada awalnya saya tidak tertarik, tetapi ketika banyak orang mendiskusikan nama Tuhan yang ditambatkan pada nama manusia akhirnya mau tidak mau harus mengikutinya.
KEMBALI KE ARTIKEL