Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Wasiat Penting Gesang Buat Musisi Muda

21 Mei 2010   11:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:03 411 0
[caption id="attachment_146705" align="alignleft" width="300" caption="Sbr. Gbr: KOMPAS/IWAN SETIYAWAN "][/caption]

Gesang Martohartono yang kita kenal dengan lagu Begawan Solo telah meninggal  dunia di usia 92 tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Surakarta, pada Kamis petang (20/5) dalam umur 92 tahun. Berita kepergiannya juga dengan cepat sampai kemana-mana. Hampir seluruh bangsa Indonesia mengenalnya meski itu hanya melalui karya-karya yang diciptakannya. Bak bepatah mengatakan: Harimau mati meninggalkan taring manusia mati meninggal nama”.

Begitulah Gesang, namanya akan tetap selalu di kenang oleh bangsa Indonesia. Karya monomenalnya lagu “Begawan Solo” telah membuat pria yang sederhana ini dikenal dimana-mana. Bukan hanya Begawan Solo saja yang membuat kita terkagum-terkagum, lagu Jembatan Merah yang diciptakannya 1943 membuat hati tergugah. Dan masih karyanya yang lain seperti yang diberitakan Tempo Interaktif (Kamis, 20 Mei 2010), tak kurang 44 lagu karya Gesang telah didaftarkan hak ciptanya ke Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sejak 1 Oktober 2009. Satu hal yang menarik dari karya-karya Gesang adalah nalai cinta tanah air yang begitu kental.

Sekarang Gesang memang telah pergi untuk selama-lama. Tetapi banyak hal yang dapat dipetik darinya terutama bagi generasi muda pemusik. Bagaimana caranya sejarah hidup Gesang dengan karya-karyanya itu dapat menjadi inspirasi kaum muda sehingga akan muncul Gesang Muda lainnya.

Memang kita akui, selama ini banyak bermunculan musikus-musikus muda yang berbakat. Namun demikian, sampai saat ini belum mampu mengalahkan kehebatan Sang Maestro. Masih banyak yang harus dipelajari oleh para musikus muda dari seoarang Gesang.

Meskipun Gesang tidak memberi wasiat khusus kepada kita terutama bagi musikus muda sebagai penerus perjuangannya dalam bidang music, namun dari perjalanan hidupnya dan dari karya yang dihasilkannya selama ini banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran. Perjalanan hidupnya itulah wasiat yang sesungguhnya untuk dapat kita pedomani. Berdasarkan perjalanan hidupnya sampai akhir hanyat, banyak yang perlu dicontohi dan dipedomani terutama bagi mereka musikus muda, antara lain yaitu:

1. Sosok yang sederhana dan bersahaja. Menurut Kompas.com (20 Mei 2010), mengenang Gesang adalah mengenali sosok manusia sederhana. Di rumahnya yang terbilang amat sederhana untuk seorang dengan nama sebesar Gesang, hanya ada sebuah piano tua dan perabotan rumah tangga sederhana serta beberapa piagam yang terpajang di dinding rumahnya.

2. Hidup selalu bersyukur dengan apa yang dihasilkannya. Dari kesederhanaan hidupnya dapat kita simpulkan bahwa Gesang adalah manusia yang selalu bersyukur atas nikmat yang dirterimannya.

3. Selalu menghasilkan karya besar bukan picisan. Karya besar lahir dari kehidupan yang sederhana. Hal ini diakui Jaya Suprana pada Kompas.com (20 Mei 2010), “Karena keluguannya dalam berkarya itulah karya Gesang justru mendunia. "Sebab, substansi karya indah itu adalah sebuah karya yang sederhana,"

4. Tidak sombong dengan karya yang dihasilkannya.

5. Dekat dengan alam sekitar. Ini dapat dilihat dari karya yang menginspirasinya.

6. Menghasilkan karya penuh dengan semangat kepahlawan dan cinta tanah air.

Dan saya pikir masih banyak wasiat-wasiat lain yang ditinggalkannya Gesang kepada kita semua terutama bagi musikus-musikus muda. Karena banyak sisi lain yang dapat diambil hikmah dari kehidupan seorang Gesang. Sekarang, dia telah tiada. Tetapi Gesang telah berbuat sesuatu yang paling berharga untuk negeri yang ditinggalnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun