Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Gerakan Perubahan atau Gerakan Perselingkuhan

9 September 2013   14:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:08 1086 0
[caption id="" align="aligncenter" width="344" caption="Sumber: https://twitter.com/jokowilono/status/375226458647441408/photo/1"][/caption] Gambar di atas adalah puncak dari segala kebobrokan pasangan Bima Arya dan Usmar Hariman yang mencalonkan diri sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bogor. Bima Arya Pada tahun 2009 lalu, Bima Arya diberitakan kepergok istrinya saat berselingkuh dengan Tina Talisa di sebuah tempat karaoke di Thamrin. Bima yang saat itu sedang populer sebagai pengamat politik dan digadang-gadang menjadi juru bicara kepresidenan, berubah menjadi hancur berantakan. Karena sakit hati kepada Partai Demokrat, ia pun masuk ke PAN. Di partai itulah obsesinya meraih kekuasaan ia pupuk. Puncaknya saat menjelang Pilwalkot Bogor, ia tidak bersedia menjadi calon wakil walikota padahal kursi PAN di DPRD Bogor tidak seberapa. Arogansinya yang sempat menjadi 'artis politik' nasional muncul, padahal ia belum pernah berkontribusi sedikitpun pada Bogor. Rekam jejaknya memimpin IKA Smansa yang tanpa prestasi, banyak dikeluhkan oleh alumni dari sekolah tersebut. Belum lagi, Bima terlalu lama tinggal di Jakarta sehingga rasa ke-Bogorannya pun hilang. Buktinya lebih memilih baju kampanye berwarna jingga yang jadi ciri khas Persija Jakarta. Ambisinya meraih kekuasaan ia lakukan dengan segala cara, salah satunya membohongi publik dengan rekor MURI "Mengajar 17 Jam Non-Stop." Padahal ia hanya mengajar selama 11 jam saja. Itu pun mengejar pencitraan semata (saat mengajar menggunakan baju kampanye, ini harusnya pelanggaran). Berbeda dengan guru-guru sang pahlawan tanpa tanda jasa yang rela mengajar lebih dari 11 jam tetapi tidak butuh rekor MURI. Usmar Hariman Usmar berasal dari Partai paling bermasalah di Indonesia, yaitu Partai Demokrat. Masih ingat tentang Badai Korupsi Partai Demokrat yang dilakukan oleh para petinggi partai tersebut? Badai ini menerpa partai karena menggunakan uang rakyat untuk kepentingan partai pada kongres. Kita tentu ingat drama politik yang melibatkan Sang Ketua Umum Anas Urbaningrum, Menpora Andi Mallarangeng, Bendum M. Nazaruddin, dan mantan Putri Indonesia Angelina Sondakh. Mereka adalah tokoh utama yang telah merugikan uang negara hingga trilyunan rupiah. Bukan tidak mungkin Usmar akan berbuat hal serupa, mengingat selama ini ia sering menjadi makelar proyek. Usmar pun memiliki dosa tak terampuni kepada warga Bogor. Karena ulahnya, saat ini Bogor menjadi semrawut oleh area-area komersial. Ya, Usmar adalah Ketua Panitia Khusus (Pansus) yang menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Bogor 2011-2031. Ulahnya menempatkan banyak area komersial membuat bogor penuh sesak oleh mall dan hotel, termasuk di sekitar tugu kujang. Dosa terbesarnya adalah tidak membuat aturan tinggi bangunan maksimum di sekitar tugu kujang. Akibatnya, kini tugu kujang seolah menjadi lebih pendek karena tersaingi ketinggian hotel di sebelahnya. Bogor Bisa Kampanye Bogor Bisa di Lapangan Kresna, Bantar Jati, tak bisa kita lewatkan. Kampanye ini membuat jalanan macet parah sehingga mengganggu aktivitas warga Bogor. Belum jadi walikota saja sudah membuat macet, apalagi kalau kepilih. Jadi, Bogor Bisa Macet? Selain itu, saat berlangsungnya kampanye, terjadi adu jotos antarpendukungnya. Kejadian ini diakibatkan oleh hal sepele saja, yaitu aksi dorong-mendorong saat melakukan joget Caisar. Jadi, Bogor Bisa Tawuran? Selesai kampanye, Lapangan Kresna berubah menjadi lautan sampah. Tak sedikitpun usaha dari Bima Arya dan Usmar Hariman untuk melakukan operasi semut bersama warga. Manis habis sepah dibuang. Jadi, Bogor Bisa Kotor? Kesimpulan Mari tolak Bima Arya dan Usmar Hariman menjadi pemimpin di Bogor. Semua yang dilakukannya hanya pencitraan semata. Belum ada kontribusi. Semoga mereka kalah dalam pilkada Bogor tanggal 14 September besok.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun