Ini pengalaman Amang Dugal, 4 tahun lalu sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, atau tepatnya sekitar tahun 2016 silam. Di perbatasan tersebut, setelah turun dari bus yang membawa rombongan, mereka istirahat, untuk makan siang dan menunaikan ibadah shalat fardhu Dzuhur.
Amang Dugal memanfaatkan kehadirannya di perbatasan antar provinsi itu dengan mengelilingi kawasan sekitar. Menikmati suasana perbatasan. Ia sempat naik ke bagian atas. Ada tugu / prasasti peresmian lokasi perbatasan oleh pejabat daerah setempat puluhan tahun silam.
Di Kawasan perbatasan itu terdapat beberapa kios dan warung minuman. Termasuk pula penjual es kelapa muda dan gorengan. Amang Dugal turut merasakan nikmatnya es kelapa muda yang diperjualkan di tepi jalan tersebut. Jauh-jauh dari Hangkinang, merasa gerah, pas sekali menikmati es kelapa muda di siang yang terik itu.
Setelah dirasa cukup istirahatnya, rombongan terus melanjutkan perjalanan menuju Penajam, untuk kemudian menyeberang mengunakan kapal ferry menuju beberapa kota di Kaltim, yakni Balikpapan, Samarinda, dan berikutnya ke Tenggarong. Selama beberapa hari Amang Dugal dan rekan-rekannya melakukan ziarah, silaturrahmi, dan berwisata. Sungguh ini pengalaman yang tak terlupakan oleh Amang Dugal seumur hidupnya. (ahu)