Salah seorang keluarga saya, usianya sapantaran dengan saya, yang dulu berdiam di Bangkau, karena jarang melihat, timbul ide kreatifnya, memanfaatkan keberadaan waluh banyu iu dibuat jadi helm. Pertama waluh banyu yang terkenal keras itu dipotong dengan parang.
Kalau tidak dibelah saat mentah, waluh banyu lebih dulu dijemur hingga kering. Setelah itu dibelah jadi dua, kemudian dijadikan helm, sesuai dengan ukuran kepala masing-masing. Karena memang waluh banyu memiliki tingkat kekerasan yang cukup untuk bagian kulitnya.
Sementara bagian dalamnya dibuang, karena lunak dan agak berbau tak enak. Biasanya helm dari waluh banyu itu digunakan untuk main perang-perangan, atau untuk sekedar dikoleksi saja. (ahu)