dari pertentangan waktu yang ada
silih berganti menirai cuaca dingin
dalam kesendirian yang pasrah
tak membiarkan kekosongan jiwa jiwa berpaduan
Kadang jenuh memikul ambisi
BBM sepeda motor sedang krisis
mudahan ada rajaki beli bensin
dari keperluan lain yang pasti
selalu ada hal yang berkesan
Datang membaur wahana yang niscaya
gurauan diri sehingga membara cahaya
ini tanggung jawab siapa katanya
selembut harapan di ujung terpaan
Menegas arti dalam pusaka nyata
kemana aku akan berlari kencang
menimbang ragam harapan beraturan
selalu ada hal yang menanti di desa
dari pesona alunan cinta berlari
Kau datang dalam kesumat yang tiada
ingin ada hal yang merajut
pasrah memadu anggota tubuh
jelang membara rejeki keterpaduan
bersama sama kita saling menentu
Derai suara pasrah membina
siapa bisa mewujud nyata strata
bila kenyamanan bertabur gulana
bara senyum pagi membaur gambaran semu
Kandangan, 30 Januari 2017