Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Geliat Sempurna Melihat Kelana

22 September 2016   15:22 Diperbarui: 22 September 2016   15:36 24 0
Tampil seperti bintang timur
selain tegak berpendar dengan kentara
menggelembung di atas awan
rindu dandam sudahlah ampih

Lihat keadaan jasad tak berdaya
di gemerisik pinus aku termangu
aku ingin jadi seruling bambu
membaca aksara tanda jumawa

Hujan berdentang merangkai mimpi
puisi itu bukan sepotong roti
ketika aku melintas di jembatan itu
matahari telah mengukir mega
deru dendam keluar sepi

Geliat sempurna melihat kelana
tertarik melangkahkan kaki di temaran senja
antara pohon kelapa tua
ada telur retak tidak dalam eraman
kita adalah kupu kupu

Warna telah berpencaran di atas kota
di gerimis musim mimpi ini
siapa memintal mesti berserak
masa depan yang cerah
struktur diri main meriah

Kita eja setiap waktu dalam senja ini
bagai gelora angin mati
hanya untukmu merenda hari esok
tak elok bila hidupa semakin mencerna

Kandangan, 21 September 2016

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun