Akan tetapi sekarang resuffle sudah menjadi hal mendesak karena berbagai permasalahan yang muncul. hampir semua kementrian mendapat rapor merah ketika evaluasi kabinet, disisi lain bebrapa petinggi kementrian banyak yang diduga terkait berbagai kasus korupsi, ada juga yang sedang sakit dan ada maslah rumah tangga (dituntut cerai).
Tapi agaknya proses ini akan rumit karena basis kontruksi kabinet sekarang adalah pragmatisme atau interest. Terbukti ada salah satu parpol dalam sekber yang nyletup bahwa mereka mempunyai kontrak khusus jadi tidak mungkin diganti para menterinya di kabinet (alias tahan resuffle).
Walaupun demikian secara ilmu pemerintahan presiden di sistem pemerintahan presidensiil mempunyai hak preogratif untuk menggulirkan resuffle, tanpa adanya intervensi dari siapapun. Posisi presiden dalam hal ini sangat kuat dibandingkan presiden di sistem pemerinthan parlementer.
Jadi presiden harus perjelas sikapnya 'segera'. jika mau resuffle segera resuffle jangan hanya dijadikan gosip dimedia-media, tanpa realisasi yang jelas. Karena masih banyak hal yang perlu dikerjakan. Jika kejelasan kabinet belum kunjung datang bisa jadi kinerja pemerintah akan turun. Dampaknya tentu ke rakyat juga.
Ingat! Masalah perbatan dengan Malaysia kembali mencuat, Persiapan SEA GAMES tambah tidak jelas, bagaimana dengan banggar?, dan lain sebagainya. Kami bukan memilih utuk melihat perpolitikan makro yang penuh intrik dan konflik of interest, kami memilih karena kami ingin memberi amanah agar tujuan negara dapat tercapai! [smg]