Dalam sambutannya, Panewu Pandak, Nanang Dwi Atmoko, menyoroti peningkatan jumlah ibu hamil berisiko tinggi di wilayah tersebut. Ia menyampaikan kekhawatirannya atas angka yang mencapai 61 ibu hamil berisiko, dengan 34 di antaranya berasal dari wilayah kerja Puskesmas Pandak I. "Kesehatan ibu hamil ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai bagian dari masyarakat yang peduli," ujar Nanang, mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam penanganan masalah ini.
Materi utama disampaikan oleh dr. Lucia Sri Rejeki yang menekankan pada capaian vaksinasi polio dan evaluasi stunting di wilayah tersebut. Menurutnya, capaian vaksinasi polio di Gilangharjo dan Wijirejo cukup tinggi, namun masih ada kendala dalam penanganan stunting. "Tantangan yang kita hadapi dalam penanganan stunting memerlukan pendekatan yang lebih menyeluruh, terutama terkait dengan pola makan dan sanitasi," jelas dr. Lucia.
Secara terpisah, Kepala Rupbasan Kelas II Bantul, Setiyono, menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi lintas sektor yang telah terjalin. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, terutama dalam menangani isu kesehatan yang kompleks seperti ini. "Kolaborasi yang baik akan membawa hasil yang lebih optimal, dan kita harus terus menjaga semangat ini," ungkap Setiyono.
Kegiatan ditutup dengan diskusi dan kesepakatan untuk mendukung program imunisasi Japanese Encephalitis (JE) yang akan dilaksanakan mulai September hingga Oktober 2024. Program ini diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit JE di wilayah tersebut, serta meningkatkan kesehatan anak-anak di Kapanewon Pandak. Lokakarya berlangsung lancar dan diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan oleh semua peserta.(sam)
Â
Â
#Kemenkumham
#kanwilKumhamDIY
#Rupbasan
#RupbasanBantul
#HumasRuba
Kanwil Kemenkumham DIY
Agung Rektono Seto
Follow me at:
Website: rupbasanbantul.kemenkumham.go.id
Facebook: rupbasanbantul01
Twitter: rupbasan_bantul
Instagram: rupbasanbantul
Email: rpbsn.bantul@kemenkumham.go.id