Berawal dari terpilihnya Syeh sebagai salah satu perwakilan  dari kampus Al Azhar untuk mewujudkan cita-cita Al Azhar sebagai lembaga yang mengurusi umat Islam di seluruh dunia. Syeh, yang lebih akrab dipanggil 'Pak Syeh' adalah sosok seorang pengajar dari Mesir yang santun, sederhana, dan tegas dalam memberikan pengajarannya di kelas. Selalu tepat waktu ketika masuk kelas dalam membersamai murid-muridnya. Syeh yang memang memiliki hobi mengajar ini menerapkan pemahaman bahwa 'mengajar itu menyenangkan'. Dalam sambutan pamitannya beliau mengutip sebuah kalimat unggahan di FB dari seorang guru dan sahabatnya di MAN 1 Yogyakarta, Dr. Suyanto, "Kalau tidak ada murid, maka saya tidak akan pernah menjadi guru."
Kehadiran Syeh Mohammad di MAN 1 Yogyakarta ini telah membawa kesegaran dan kegembiraan bagi teman-temannya sesama guru di MAN 1 Yogyakarta. Syeh yang memiliki postur tubuh tinggi atletis ini pada awalnya ketika mengajar di kelas masih selalu mengenakan pakaian khas kampus Al-Azhar, berupa jubah gamis panjang dengan kopiah putihnya. Namun, Syeh yang memiliki hati lembut ini selalu berusaha agar kehadirannya di MAN 1 Yogyakarta dapat diterima oleh semua kalangan, tidak hanya murid-murid dan teman-teman guru senior tetapi juga para guru-guru junior yang memiliki kesukaan berolahraga futsal. Syeh pun ikut bergabung dalam olah raga  futsal ini. Syeh yang pada awal-awalnya masih selalu mengenakan jubah gamisnya mulai menukarnya dengan pakaian seragam Kementerian Agama, yaitu celana panjang hitam dan hem berwarna putihnya untuk hari Senin dan Selasa. Tidak hanya itu saja, Syeh pun mulai senang mengenakan seragam batik MAN 1 Yogyakarta. Syeh yang satu ini pun tak sungkan-sungkan ikut menikmati hidangan asrama yang sama dengan murid-muridnya.