Â
YOGYAKARTA -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Yogyakarta mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia (Dirjen HAM) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Dhahana Putra, sebagai percontohan dalam penerapan Pelayanan Publik berbasis Hak Asasi Manusia (P2HAM). Hal itu disampaikan saat ia mengunjungi lapas tersebut pada Jumat (18/10).
"Tadi saya sudah melihat kondisi Lapas Wirogunan Yogyakarta ini, bahwa akses (yang sesuai prinsip) P2HAM sudah relatif cukup baik. Menurut saya patut menjadi percontohan," ungkapnya.
Salah satu yang ia sebutkan adalah adanya sel bagi warga binaan lanjut usia (lansia) dan disabilitas yang dilengkapi sarana layanan khusus. Ia berpendapat bahwa lansia dan penyandang disabilitas memerlukan perhatian khusus dengan menerapkan prinsip non-diskriminasi, sehingga pelayanan dan pembinaan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi mereka.
Lebih lanjut, Dhahana juga menilai bahwa program pembinaan kepribadian yang mencakup aspek spiritual di lapas tersebut telah optimal sesuai dengan agama yang dianut masing-masing warga binaan.
"Kalau kita lihat ke dalam, ternyata seperti pesantren, ada ngaji maupun kegiatan yang lain. Tidak hanya pembinaan untuk yang beragama Islam, tetapi juga untuk agama lain pun sama," ujar dia.
Selain itu ia juga mengapresiasi pembinaan kemandirian berupa produksi bakpia 'Mbah Wiro 378' yang berhasil dipasarkan dengan bekerja sama dengan perhotelan.
"Luar biasa, ini salah satu yang bagus ya, ada suatu produktivitas di lapas, tetapi juga ada suatu proses pemanfaatan produktivitas yang ada di lapas dengan kerja sama. Ini menjadi suatu terobosan, jadi saya apresiasi Pak Kalapas atas usahanya dalam rangka meningkatkan keterampilan," ujarnya.
Menurut Dhahana, praktik pemenuhan hak-hak warga binaan di Lapas Yogyakarta adalah sesuatu yang positif dan layak menjadi percontohan bagi lapas lain di Indonesia.
"Kami akan sampaikan ke semua kantor wilayah (kanwil) agar bisa meniru seperti apa yang dilakukan oleh teman-teman di Lapas Wirogunan ini," kata dia.
Kepala Lapas Yogyakarta, Soleh Joko Sutopo, mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Keberadaan kamar khusus lansia dan disabilitas tersebut, menurutnya adalah bentuk komitmen jajarannya dalam memberikan perhatian lebih bagi kelompok rentan.
"Selain memenuhi sarana prasarana yang memadai, kami selalu tekankan ke petugas untuk melaksanakan pembinaan dengan pendekatan humanis. Selain itu kami akan memperluas kerja sama dengan berbagai instansi yang mendukung pemenuhan HAM warga binaan, seperti aparat penegak hukum lainnya, rumah sakit, dan instansi terkait," ujar Soleh. [Humas Lapas Jogja]