Dalam sambutannya, Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyatakan bahwa konferensi ini tidak hanya menjadi momen pertukaran ilmu, namun juga memperkuat kerjasama regional. "Pemanfaatan data dan informasi geologi dari acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan geopark," ungkapnya saat membuka acara pada Rabu, 25 September 2024.
Agenda utama konferensi meliputi Workshop Geoheritage dan Geopark (23-24 September), Simposium Geoheritage (25-26 September), serta pameran Geoheritage dan Geopark. Acara akan ditutup dengan Field Trip pada 27 September yang akan membawa peserta mengunjungi situs-situs geopark di Maros dan Pangkep.
Edy Slameto, Kepala Pusat Survei Geologi, menegaskan bahwa konferensi ini merupakan bagian dari kemitraan panjang antara negara-negara di Asia Tenggara yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. "Kerjasama antar geopark ini sangat penting untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," ujarnya.
Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili Sekretaris Daerah, Jufri Rahman, menekankan pentingnya menjaga geopark sebagai warisan berharga. "Geopark adalah penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Bentuk syukur kita adalah dengan memanfaatkan potensi geopark untuk kemakmuran masyarakat," katanya.
Konferensi ini diharapkan mampu mendorong riset berkualitas terkait perlindungan dan pengelolaan warisan geologi, serta mempromosikan geopark sebagai destinasi wisata berkelanjutan. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan memitigasi risiko bencana geologi.
Dengan peran geopark yang semakin penting, konferensi ini menjadi langkah konkret dalam penguatan jejaring geopark di kawasan Asia Pasifik, sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis keberlanjutan yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal. (EP/IR)