Dahulu, aku senang dengan cerita guruku
Cerita tentang Pahlawan-pahlawan
Keberanian mengusir penjajah
Gagah berani menyisahkan kita bangsa.
***
Guruku!
Hari ini aku yang akan bercerita
Tentang seri kedua pahlawan-pahlawan
Pahlawan tanpa meriam dan bambu runcing
Pahlawan yang mengusir kebodohan dengan buku dan pena
Pahlawan yang mendirikan dan membangun bangsa.
Kaulah guruku,
Yang menenteng pagi bergumul matahari
Datang bercerita dengan cinta
Penuh asmara menitipkan secarik kabar angkara
Mengusung keringat
Lahirkan ladang nusantara yang kita sebut Indonesia.
Guruku,
Kau telah ciptakan bapak-bapak bangsa
Kau ciptakan pejabat Negara
Kau ciptakan ilmuan-ilmuan
Sarjana-sarjana
Politikus,ahli hukum,ekonom,ekolog,teolog dan pula serpihan-serpihan lainnya.
Ada yang kembali jadi guru,buruh,nelayan dan juga petani.
Lalu pada seri kepahlawanan ini
Aku ingin bertanya padamu lalu
Kepada yang telah kau jadikan bapak bangsa
Pejabat Negara,ilmua-ilmuan,sarjana-sarjana
Politikus,ahli hukum,ekonom,ekolog,teolog dan pula serpihan guru
Dan para buruh,nelayan,petani yang punya harapan
masa sebagai anak bangsa.
Aku menemukan hilangnya riang di wajah bapak
Aku menemukan air mata di wajah ibu
Setelah datangnya seri kepahlawanan baru
Guruku.
Aku tak menduga di sekolah ini
Kita telah menciptakan bapak bangsa
Pejabat Negara,ilmua-ilmuan,sarjana-sarjana
Politikus,ahli hukum,ekonom,ekolog,teolog dan pula serpihan guru
Dan juga buruh,nelayan dan petani
Tapi, kau masih menenteng pagi bergumul matahari
Penuh asmara menitipkan secarik kabar angkara
Mengusung keringat
Lahirkan ladang nusantara yang kita sebut Indonesia.
Dahulu, aku senang dengan cerita guruku
Cerita tentang Pahlawan-pahlawan
Keberanian mengusir penjajah
Gagah berani menyisahkan kita bangsa
Kini,aku lesu mendengar cerita
Episode bapak bangsa
Tentang pejabat Negara yang korup, ilmuan dan sarjana labelan
Politisi bimbang
Ahli hukum menginjak norma hukum
Banjir ekonom masyarakat terjepit krisis
Tumbuhnya ekolog, ekosistem sana sini tumbang
Hingga kesibukan teolog berbicara Tuhan tetapi di mana-mana orang pada ingkar.
Pahlawanku
Guruku
Aku ingin tanpa tanda jasamu mengingkari ke pahlawananmu.
Guruku,
Pahlawan tanpa tanda jasa
Guruku,
Bukan
Pahlawan tanda tanpa jasa.
Makassar, 4 Juli 2010