Namun belakangan tujuan mulia inipun mulai bergeser, menjadi motif bisnis, artinya siapa saja calon peserta pemilu bisa saja ‘membayar’ Lembaga Survey untuk kepentingan dirinya memenangkan pemilu. Tidak sedikit Lembaga Survey yang sudah terjebak dalam politik praktis dan digunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi dan menggiring opini publik, bahkan tidak segan-segan beberapa diantara mereka yang melacurkan integritas keilmuannya / intelektual akademiknya, untuk melakukan pembohongan publik.