Zebra cross disepakati di seluruh dunia sebagai jalur penyeberangan pejalan kaki. Gunanya untuk memberi kesempatan bagi  pejalan kaki untuk menyeberang. Tanpa
zebra cross, pejalan kaki akan merasa tidak aman menyeberang. Namun penyeberang jalan harus memperhatikan kapan ia boleh menyeberang, sebab pengguna kendaraan juga tidak mau dihambat oleh orang-orang yang menyeberang. Maka dibuatlah pembagian waktu kapan orang boleh menyeberang dan kapan kendaraan boleh lewat. Tentu saja pembagian waktu ini memerhatikan tingkat keramaian jalan. Jalan yang sepi tidak perlu ada pengaturan waktu seperti itu. Tetapi kehati-hatian perlu dilakukan oleh baik pejalan kaki maupun pengemudi kendaraan. Di Jepang, anak-anak diajarkan tata tertib menyeberang jalan, yaitu tengok kiri, tengok kanan, tengok kiri lagi, untuk memastikan bahwa tidak ada kendaraan yang akan lewat. Setelah aman, baru menyeberang. Aturan tidak tertulis ini untuk lalulintas dengan sistem kiri jalan seperti Indonesia. Selain itu, masih dianjurkan untuk mengangkat tangan tinggi-tinggi bagi anak yang berada di bagian paling depan, untuk memberi tahu kepada para pengemudi agar berhenti.
KEMBALI KE ARTIKEL