Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ramadan Pilihan

Agar Tak Kalap Saat Belanja Makanan

2 Mei 2020   19:19 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:20 478 10
Selain itu ada juga "Harga Psikologis" yang sudah menjadi rahasia umum untuk swalayan lakukan, terutama permainan harga yang tidak genap, seperti Rp 4.999 ketimbang langsung menulis Rp 5.000. Harga ini membuat kita sebagai pelanggan impulsif untuk membeli. Pedagang yang menjual lebih peduli bagaimana pelanggan yang datang membawa sukacita saat berbelanja daripada rasa bersalah. Membiarkan rasa bersalah di akhir setelah pulang ke rumah. Istilah buy now, or cry later memang cocok untuk kasus seperti ini. Pembelian yang tidak terencana ini sangat disukai dan memang diinginkan.

Lebih Bijak Saat Membeli Bahan Makanan

Beberapa minggu lalu, salah satu swalayan nasional besar masuk ke Palembang. Dengan sangat antusias sekali orang-orang berbondong untuk berbelanja kebutuhan makanan. Saya yang melihatnya saja bisa merinding karena bahan makanan yang segar serta lengkap. Bagi kita yang memiliki keuangan pas-pas perlu cermat dalam hal berbelanja bahan makanan di supermarket.

Agar bisa menggunakan uang dengan bijak saat berbelanja, beberapa tips dari ibu saya mungkin bisa dicontek:

  1. Menekankan cara belanja sehat
    Kita bebas memilih tempat untuk berbelanja, baik di supermarket atau pasar tradisional. Hanya saja ketika hendak berbelanja di supermarket biasakan mengecek harga terlebih dahulu sebab kita tidak bisa melakukan tawar menawar seperti di pasar tradisional. Membeli barang kebutuhan sehari-hari dalam ukuran besar, terkadang jatuhnya lebih murah dari sisi harga. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan kupon diskon atau melihat promo-promo terbaru lewat katalog. Bandingkan merek dan harga atau poin berlangganan di tempat tersebut.
  2. Menahan diri dari godaan obral
    Godaan tulisan obral dalam kemasan seperti membeli satu gratis satu dengan harga yang terbilang murah, bisa saja membuat kita langsung memasukkan ke keranjang belanja. Saya akui juga masih lemah dalam hal ini. Namun, akhirnya sadar kalau barang itu barulah murah jika memang membutuhkannya. Kita bisa manfaatkan masa obral untuk membeli benda kebutuhan sehari-hari.
  3. Murah belum tentu hemat
    Pernah nggak kalian alami ketika membeli barang yang kita anggap murah, namun ternyata setelah dipakai beberapa kali barang tersebut rusak? Ternyata setelah dipikir barang tersebut menjadi tidak murah karena kita harus membeli kembali barang yang baru untuk menggantikan barang yang rusak. Sama juga dengan bahan makanan, ketika kita membeli bahan makanan yang kurang segar, pada saat akan diolah ternyata tidak bisa dipakai.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun