Warisan Al-Tabari
Al-Tabari lahir pada tahun 839 M di Amol, Tabaristan (sekarang Iran). Dalam masa hidupnya, ia menghasilkan berbagai karya yang mencakup tafsir Al-Qur'an, hukum Islam, dan sejarah. Karyanya yang paling terkenal, “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”, sering disebut sebagai "Sejarah Para Rasul dan Raja". Karya ini mencakup periode waktu yang sangat luas, mulai dari penciptaan dunia hingga tahun 915 M, tidak lama sebelum kematiannya.
Keunikan “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” terletak pada metodenya yang mendetail dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Al-Tabari tidak hanya mencatat peristiwa, tetapi juga mencantumkan berbagai versi dan pandangan dari berbagai sumber. Pendekatan kritis ini menjadikan karyanya sangat berharga bagi sejarawan dan peneliti modern yang ingin memahami kompleksitas sejarah awal Islam.
Tafsir Modern atas Tarikh al-Rusul wa al-Muluk
Seiring berjalannya waktu, para sarjana modern telah memberikan berbagai tafsir dan analisis baru terhadap “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”. Tafsir modern ini tidak hanya berfokus pada konten sejarah, tetapi juga pada metodologi dan konteks sosial-politik di balik penulisan karya tersebut.
1. Pendekatan Historiografis: Sarjana modern sering mengkaji metode historiografi Al-Tabari, yaitu bagaimana ia mengumpulkan dan menyajikan sumber-sumbernya. Ini termasuk analisis kritis terhadap keandalan sumber-sumber yang digunakan Al-Tabari serta bagaimana ia membedakan antara fakta dan fiksi.
2. Konflik Sosial dan Politik: Tafsir modern juga menyoroti bagaimana Al-Tabari menangani berbagai konflik sosial dan politik pada zamannya. Ini termasuk peran kekhalifahan Abbasiyah, konflik antara Sunni dan Syiah, serta dinamika kekuasaan regional. Para sarjana mencoba memahami bagaimana latar belakang politik ini mempengaruhi penulisan sejarah Al-Tabari.
3. Perspektif Teologis: Sebagai seorang mufasir, pandangan teologis Al-Tabari juga memainkan peran penting dalam karya sejarahnya. Tafsir modern mencoba menguraikan bagaimana keyakinan agama Al-Tabari mempengaruhi interpretasi peristiwa sejarah dan bagaimana ia menyelaraskan narasi sejarah dengan ajaran-ajaran Islam.
4. Relevansi dengan Dunia Kontemporer: Salah satu aspek menarik dari tafsir modern adalah bagaimana “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” dapat diaplikasikan untuk memahami isu-isu kontemporer. Misalnya, bagaimana sejarah konflik sektarian dalam Islam yang dicatat oleh Al-Tabari dapat memberikan wawasan terhadap konflik modern di dunia Islam.
“Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”karya Al-Tabari adalah harta karun sejarah yang terus memberikan wawasan berharga bagi para peneliti dan pembaca modern. Melalui tafsir modern, kita dapat lebih memahami metodologi, konteks, dan relevansi karya monumental ini. Warisan Al-Tabari tidak hanya hidup dalam catatan sejarah, tetapi juga dalam interpretasi dan analisis yang terus berkembang di kalangan sarjana masa kini. Dengan demikian, mengkaji “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” melalui lensa modern bukan hanya tentang memahami masa lalu, tetapi juga tentang memahami bagaimana sejarah tersebut membentuk dunia kita saat ini.