Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

Ekonomi Susah, Rentenir Menambah Parah

9 Oktober 2022   10:25 Diperbarui: 19 Oktober 2022   19:29 227 5


Di tengah kehidupan masyarakat yang semakin susah, justru menyuburkan para rentenir dan muncul para rentenir baru. Dampak ekonomi yang bertambah sulit, menjadi terobosan usaha baru bagi sebagian pedagang yang omzet penjualannya semakin menurun. Dengan sisa modal yang ada dikembangkan untuk dipinjamkan dengan bunga antara 20%-30%.  Sistem setorannya dibuat setiap hari. Tak heran jika banyak pedagang di sebuah pasar misalnya, terlilit hutang pada rentenir sampai akhirnya jual aset yang ada karena tidak bisa membayar pinjaman plus bunga yang sangat besar. Bayangkan saja, satu orang pedagang bisa punya pinjaman pada beberapa rentenir, bahkan ada yang sampai 6 orang rentenir. Dan itu harus setor setiap hari. Jika terjadi libur tidak setor maka bunganya akan bertambah lagi, sehingga hitungannya bunga berbunga.
Secara matematis, sebesar apapun omzet para pedagang (umumnya mengambil keuntungan berdagang), tidak akan menutup  kalau untuk membayar bunga kepada  beberapa rentenir. Sebagai contoh, keuntungan berjualan 10%-15%. Sedangkan bunga pinjaman 20%-30%. Belum lagi ketika menerima pinjaman jumlah pokok tidak genap nominalnya atau penerimaan tidak sesuai dengan jumlah pengajuan, alasannya untuk administrasi. Sehingga ada yang menerima sudah dipotong 10%. Bagaimana tidak rugi dan tambah mencekik karena bertambahnya bunga-bunga yang harus dibayar. Sungguh memprihatinkan jika melihat kondisi para pedagang yang seperti itu. Sawah dan kebun melayang, bahkan rumah sebagai tempat tinggalpun terjual untuk membayar hutang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun