Seperti diberitakan pada media online "Kontan" pada tanggal 27 Mei 2016 pihak Inpex akan meminta perubahan Term & Condition (T&C) dalam proyek Masela. Menindak lanjuti keputusan Jokowi pada tanggal 23 Maret itu, pemerintah telah mengirimkan surat ke Inpex pada tanggal 1 April. Isi surat tersebut adalah penolakan proposal Plan of Development yang diajukan oleh Inpex dan Shell. Ditegaskan bahwa Inpex harus terus mengupayakan pengembangan Blok Masela dengan menggunakan pilihan kilang di darat.
Terlihat bahwa Inpex tidak terburu buru untuk melahap Blok Masela ini. Tanggapan dari Inpex adalah sebagai berikut:
1. Inpex/Shell menghargai keputusan Indonesia yang menginginkan skema eksploitasi dengan menggunakan kilang LNG di darat.
2. Inpex/Shell tetap berkomitmen untuk mengembangkan lapangan Abadi (Blok Masela).
3. Inpex/Shell akan mengajukan perubahan Term & Condition untuk membuat proyek ini layak investasi.
Inpex mengatakan bahwa karena ada perubahan konsep dari laut ke darat mengakibatkan perubahan mendasar dari project economics, planning schedule dan lain lain sehingga perlua ada pembicaraan terlebih dahulu dengan pemerintah untuk mendiskusikan Term & Condition yang baru. Fakta yang menarik adalah dengan permintaan Term & Condition baru ini pihak Inpex juga belum bisa menentukan schedule yang pasti dari pengembangan Blok Masela tersebut. Mungkin saja ini adalah taktik membeli waktu untuk memundurkan jadwal dari eksploitasi Blok Masela.
Seperti kita ketahui beberapa waktu yang lalu perusahaan migas di seluruh dunia menghadapi permasalahan dengan anjloknya harga minyak yang diluar prediksi. Mereka terpaksa menjadwalkan ulang proyek proyek pada lapangan marginal. Bahkan pada lapangan 'green field' pun banyak proyek yang dipangkas. Perhitungnan para kontraktor migas ini adalah berdasarkah cash flow pada harga minyak dunia yang relatif tinggi pada saat itu. Mereka waktu itu memprediksi harga minyak dunia akan tetap tinggi tidak sejeblok sekarang ini. Perampasan ladang ladang minyak di Timur Tengah oleh kelompok ISIS bisa mempengaruhi harga minyak. Minyak hasil rampasan itu akan membanjiri pasar dunia dengan harga murah. Selain itu teknologi baru berupa shale oil juga ikut mempengaruhi harga minyak di pasar dunia.