Karena memang bagi mereka lapangan hijau tersebut sesungguhnya menjadi pekerjaan dan ladang untuk mengapai penghasilan yang memadai. Sementara bagi yang lainya justru baru berpikir setelah kompetisi benar-benar dihentikan. Akhirnya mereka terpaksa harus menerima dan bertahan dengan kondisi yang ada, walau akhirnya hanya bermain di kelas turnamen yang memang diadakan untuk mengisi kekosongan kompetisi tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL