Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

Liga Stop apa PSSI Peduli dengan Nasib Klub?

2 Mei 2015   22:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 279 4

Selamat malam semua, seperti yang kita ketahui sesuai janjinya LNM Ketum PSSI yang tidak diakui ini akan mengeksekusi apa yang pernah diucapkan sebelum keberangkatannya sebagai peserta Congres AFC di Bahrain beberapa hari lalu dengan mengeluarkan ancaman kepada pemerintah (Menpora) mengatakan jika pemerintah tidak juga mengeluarkan izin kompetisi maka tahun ini tidak ada kompetisi seperti yang disampaikanya “Kemarin, kami sudah datang (ke Kemenpora) sudah cukupkan, saya menghargai. Sekarang mereka mengundang klub-klub silakan, kalau mereka mau menghadapi anggota kami. Saya mau urus kongres AFC terlebih dahulu. Begitu balik, 1 mei, kami akan rapat Exco pada 2 Mei.Kalau sampai pemerintah tidak mengeluarkan izin, force majeure, maka tahun ini tidak ada kompetisi,” cetusnya

Dan hari ini seperti sama-sama kita ketahui bahwa keputusan itu sudah diambil, PSSI secara resmi menghentikan kompetisi Liga musim 2015 dengan alasan Force Majeure “fersi” PSSI seperti yang disampaikan Hinca.P "Karena Menpora tidak mengakui PSSI lalu dengan adanya surat Menpora kepada kepolisian agar tidak memberikan izin, maka pastilah tidak dapat dijalankan kompetisi. Ini yang dimaksud dengan keadaan force majeure," ungkap Hinca, tentu pertanyaanya apakah kondisi seperti ini bisa dikatakan dengan situasi atau kondisi Force Majeure ? atau mungkin bisa jadi istilah Force Majeure ini dikeluarkan hanya untuk menghindar klaim tuntutan kerugian yang ditangung para sponsor Liga ? dan tentu pertanyaannya berikutnya apakah tim hukum dari pihak sponsor itu bodoh ?

Pengertian Force Majeure kalau kita lihat dari Wikipedia adalah berasal dari bahasa prancis Force Majeure yang artinya "kekuatan yang lebih besar" atau bisa juga dikatakan dengan kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, tentunya ini menjadi perlu dipertanyakan apakah kejadian pembekuan PSSI ini sesuatu hal yang luar biasa yang BUKAN dilakukan manusia ? padahal sepengetahuan kita force majeure ini lazim dipergunakan pada kejadian atau tindakan alam, seperti bencana alam (banjir, gempa bumi) termasuk juga kerusuhan, perang dan sebagainya, jadi apakah tindakan Pemerintah/Menpora terkait dengan regulasi atau keputusan yang dibuatnya dalam membekukan PSSI tersebut bisa dikatkan Force Majeure ? sementara Pembekuan itu jelas merupakan bagian dari resiko yang harus ditangung PSSI sebagai Induk cabang olahraga sepakbola di REPUBLIK INDONESIA ini karena mengabaikan aturan yang telah dikeluarkan pemerintah dan hal itupun dilakukan bukan dengan cara semena-mena melainkan sudah melaui proses bertahap ada SP1, SP2 dan SP3 terakhir baru SK Pembekuan, jadi kalau boleh dikatakan tentu ini bukanlah menjadi alasan yang kuat untuk dapat mengatakannya sebagai force majeure, adapun pembekuan itu adalah resiko yang harus ditangung PSSI akibat pembangkangannya dengan mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah/Menpora jadi beruntung pada situasi seperti ini Pemerintah/Menpora memeperlihatkan kehadirannya.

Ok…..Kembali ke judul diatas apakah dengan diberhentikannya kompetisi liga ini PSSI peduli dengan kelangsungan hidup klub yang dikatakan anggotanya itu ? begitu juga dengan pemain, perangkat pertandingan dan sektor lain yang terkait dengan sepakbola ini ? sementara kita juga tau sejak bermasalahnya kompetisi ini hampir semua klub mengeluhkan kerugian akibat dihentikannya kompetisi oleh BOPI/Menpora ? dan bahkan sampai ada klub besar yang berhutang gaji dengan pemainnya padahal kompetisis baru saja dimulai, tentu pertanyaan berikutnya apakah dengan keputusan PSSI ini klub tidak akan berteriak RUGI ? atau bahkan sebaliknya klub akan teriak untung karena kompetisi dihentikan ..he...he....hanya karena kebijakan itu dikeluarkan oleh induknya dalam hal ini PSSI tentu hal ini menjadi sesuatu yang sangat aneh.

Sebaliknya pemerintah sudah mencoba mengambil langkah yang tepat dan lebih rasional dengan pertimbangan menyelamatkan klub, segera meminta kepada PT liga untuk dapat kembali melanjutkan kompetisi paling lambat tgl 9 Mei nanti, tapi PSSI melalui Wakil Ketuanya Hinca.P mengatakan "PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi karena kondisi force majeure. Keputusan ini mengikat, tidak hanya untuk PT Liga Indonesia, tetapi seluruh klub dan stakeholder sepak bola Indonesia," ungkapnya yang tentunya dapat diartikan bahwa Klub dan PT LIga tidak akan terlibat dengan rencana Menpora dan tim transisi untuk dapat mengulirkan kembali Kompetisi liga profesioanl ini dan malah Hinca. P dengan sombongnya mengatakan PSSI lebih pantas untuk menundukkan diri kepada induk sepakbola dunia yakni AFC dan FIFA dari pada Menpora, Imam Nahrawi, yang notabenenya masih mitra kerja "Mau tidak mau PSSI ini harus menundukkan dirinya baik di AFC dan FIFA," tuturnya, yang malah terkesan sekali merendahkan peran pemerintah padahal sudah jelas PSSI itu ada karena Republik ini ada kalau Indonesia tidak ada apakah PSSI itu ADA ?

Tapi ya sudahlah……..kita kalau bicara sisi negatif PSSI memang tak akan pernah ada habisnya bahkan sampai kehabisan kata-katapun rasanya sikap pongah/angkuh dan sombong yang diperlihatkan induk cabang olahraga paling populer ini mungkin tak akan pernah berkurang atau habis, semoga saja Menpora tetap tegar dan mampu menyelesaikan semua permasalahan yang terkesan dipertahannkan ini tapi dikatakan Force Majeure…….selamat menikmati.

Borneo 02 Mei 2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun