Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

The Show Must Go On Liga ISL Tetap Bergulir 25 April 2015

19 April 2015   21:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 189 0

Selamat malam semua ……… entah apa yang ada dipikiran para petinggi sepakbola hasil Kongres 18 April 2015 ini padahal baru saja dibekukan Menpora, sementara sesuai dengan bunyi surat Keputusan Kemenpora  tersebut menyatakan bahwa sudah tidak mengakui lagi segala aktifitas yang dilakukan PSSI, termasuk dengan kepengurusan yang baru yang terbentuk, adapun Keputusan pembekuan PSSI ini memang diambil Kemenpora karena ingin menegakkan aturan agar supaya klub-klub yang tampil di Liga Indonesia tersebut dapat memenuhi standar klub professional antara lain memiliki akta kepemilikan klub, memiliki badan hukum (perusahaan), dan tidak memiliki utang terhadap pemain, pelatih, dan stafnya,  dan hal inilah yang sesungguhnya mengganjal klub Arema dan Persebaya untuk bisa lolos verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). terkait keputusan itu pada akhirnya menimbulkan pro dan kontra ada yang menilai Kemenpora terlalu dalam mencampuri urusan PSSI, namun tentu ada juga yang mendukung keputusan ini demi perbaikan sepak bola Indonesia ke depannya.

Baru saja hari ini diberitakan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Periode 2015-2019, Hinca Panjaitan mengatakan bahwa Indonesia Super League (ISL) atau Liga QNB 2015 akan kembali digulirkan pada tanggal 25 April mendatang hal itu diputuskan berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI seperti yang disampaikanya “PSSI membentuk tim yang akan mengurusi kompetisi. ISL akan tetap berjalan pada 25 April sesuai jadwal yang telah ada,” kata Hinca usai rapat perdana Komite Eksekutif PSSI seperti dikutip Antaranews, serta menambahkan bahwa PSSI juga akan mengumpulkan seluruh peserta ISl dan Divisi Utama di Hotel Kartika Chandra pada Senin (20/4/2015) nanti “Di sana akan dibahas kelanjutan kompetisi, makanya semua tim dikumpulkan,” ujar mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI ini.

Dengan adanya keputusan PSSI kembali akan menggelar kompetisis liga ISL ini, jelas keputusan ini berlawanan dengan surat keputusan yang dibuat pemerintah sebelumnya melalui Menteri Pemuda dan Olahraga yang membekukan PSSI kemaren, karena berdasar surat itu dijelaskan bahwa pemerintah juga akan menyiapkan Tim Transisi yang bertugas menggantikan peran PSSI dan Kompetisi ISL pun akan berada di bawah pengawasan Menpora.

Apa lagi dengan tegas sesuai dengan suratnya Menpora menyatakan bahwa kompetisi (dan tim nasional) akan terus berjalan untuk sementara di-supervisi oleh dua badan olahraga KONI dan KOI, memang ini perlu dipertanyakan bagaimana mekanisme supervisi tersebut ? karena kalau kompetisi berhenti tentu sama dengan artinya pemain tidak bekerja dan jika pemain tidak bekerja tentu juga artinya peamin tidak digaji ? walaupun kadang kita juga tau biarpun kompetisi berjalan atau pemain tetap bekerja pun tetap saja kenyataanya ada klub yang menungak gaji pemainnya selama beberapa bulan seperti yang baru saja terjadi pada Persija Jakarta..…he...he

Terkait dengan kompetisi ini mungkin juga menarik untuk ditunggu adalah apa reaksi PT Liga soal pembekuan PSSI ? apakah PT Liga akan melepaskan diri dari afiliasinya itu (PSSI), ataukah segera memutuskan pada jalur independen guna melanjutkan tugasnya untuk menjalankan roda kompetisi? memang seperti yang diberitakan bahwa sanksi Kemenpora ini hanya dijatuhkan kepada PSSI saja,  tentu perlu juga dijelaskan apakah keputusan itu juga berlaku pula terhadap terhadapa PT Liga Indonesia yang bertindak menjalankan roda kompetisi ? memang hal ini akan bisa membuat rumit persoalan karena posisi jabatan CEO PT Liga juga dirangkap oleh sekjen PSSI (?) Joko Driyono yang berpotensi conflict of interest, apa lagi seperti yang diketahui bahwa sebelum ini PT Liga juga melakukan pembangkangan/mengabaikan hasil verifikasi pemerintah (melalui BOPI) yang mencoret kelayakan Arema Cronus dan Persebaya untuk mengikuti ISL 2015.

Jadi sekali lagi dengan kondisi yang ada sekarang ini dan dengan apa yang sudah menjadi keputusan Menpora tersebut dengan segala resiko yang ditimbulkannya baik atau buruk tentu sudah merupakan sebuah konsekwensi yang harus dihadapi PSSI dan PSSI pun seharusnya juga paham hal inilah yang akan terjadi kalau saja tetap merasa paling benar atau paling berhak mengurus sepakbola dengan melakukan pembangkang terhadap aturan yang sudah dibuat pemerintah sehingga mempengaruhi kewibawaan pemerintah dalam menegakan aturan/perundang-undangan yang berlaku sebagai acuannya, sementara PSSI selalu saja berlindung di balik ketiak FIFA dan kitab suci "Statutanya" dengan menangung resiko atau ekses yang akan ditimbulkan, padahal PSSI sangat menyadari bahwa pemain sepakbola dan semua yang terlibat didalamnya itu butuh main untuk memperoleh gaji dan tentu yang menjadi jalan terbaik adalah diselesaikan dengan kepala dingin dan mengesampingkan dulu ego-ego merasa paling berhak/menetukan sepakbola itu dan sekali lagi demi masa depan sepak bola, masalah nasib pemain, perangkat pertandingan, termasuk yang menggantungkan hidupnya pada sepak bola hendaknya PSSI dapat menahan diri untuk sedikit cooling down dalam menghadapi persoalan seperti ini tampa perlu tergesa-gesa menentukan liga segera akan dimulai yang malah terkesan akan memperumit masalah dengan mengindahkan keputusan yang sudah diputuskan pemerintah ini……..selamat menikmati.

Borneo 19 April 2015

Salam Olah Raga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun