Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

Kartu Merah Di Maria Pembelajaran bagi Pesepakbola Indonesia

10 Maret 2015   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50 405 9
sumber foto : gilabola.com

"Saya pikir dia menyentuh wasit dan itu dilarang di setiap negara. Jadi dia tak bisa berdalih lagi. Di Maria tahu dia tidak boleh menyentuh wasit, itu bukan tindakan yang cerdas dari dia. Setiap pemain tahu hal itu," Van Gaal.

Selamat malam ……….ada hal yang menarik dari apa yang terjadi pada partai perempat final Piala FA tadi malam antara Mu Vs Arsenal dimana pemain MU asal Argentina Angel Di Maria dikartu merah wasit setelah sebelumnya menarik kaus wasit Michael Oliver dengan maksud memprotes kartu kuning pertama yang diterimanya karena dianggap melakukan diving yang berakibat 'Setan Merah' Manchester United harus mengakhiri pertandingan dengan 10 pemain, dengan posisi yang tertinggal itu ditambah lagi dengan kekurangan jumlah pemain membuat MU semakin sulit mengejar ketinggalan sehingga akhirnya harus mengakui keunggulan atau takluk dari Arsenal dengan skor 2-1 di Old Trafford pada Selasa (10/3/2015) dinihari tadi.

Atas kekalahan dan kejadian yang memalukan itu, MU sekaligus memastikan tampa gelar di akhir musim nanti, dan juga ini menjadi kekalahan kedua kalinya bagi Manchester United secara beruntun dalam persaingan diajang Piala FA, menangapi kekalahan itu sang boss MU Louis van Gaal terlihat begitu kecewa atas performa yang diperlihatkan anak buahnya "Saya sempat bilang bahwa (finis empat besar) adalah sebuah prioritas tapi sebagai manajer, dan sebagai pemain dan klub Anda tentu ingin memenangi banyak gelar dan sekarang kami tidak bisa memenangi satu gelar pun," ucap Van Gaal yang dikutip BBC Sport dan menambahkan "Kami tidak kalah dari lawan, tapi kami kalah oleh diri sendiri dan itu sangat mengecewakan. Anda memainkan pertandingan ini untuk menang: mengalahkan lawan. Kami sungguh ingin berada di semifinal," ucap manajer asal Belanda itu dan yang lebih menarik lagi adalah komentarnya terkait kartu merah Di Maria "Saya sudah bilang kepada Di Maria bahwa wasit adalah bos di lapangan dan Anda harus beradaptasi dengan itu -- bukan sebaliknya." Kata sang Boss MU

Dari kejadian diatas dapat kita simpulkan bahwa kekeliruan dalam bertindak yang dilakukan pemain sekelas Di Maria berakibat fatal bagi timnya, apa lagi seperti kita ketahui memang pada kompetisisi Liga sekelas English Premier League (EPL) ini, wasit benar-benar sudah dianggap seperti dewa, diakui sering juga terjadi debat antara wasit dengan pemain tapi pada akhirnya pemain tetap saja harus menerima keputusan wasit tersebut.

kesakralan wasit di negara industri sepakbola ini memang sangat dijunjung tinggi apapun keputusan atau kata wasit itulah yang akan diikuti oleh pemain, bisa juga melakukan protes tapi tentu dengan cara yang baik dan ‘resmi’, artinya mengikuti aturan banding yang telah ditentukan, dan bisa dipahami dalam laga yang menenntukan pemain sering terlihat bermain dengan tensi tinggi, berdebat bahkan ada yang merengek meminta perubahan keputusan pada wasit, semua itu sah-sah saja dilakukan namun yang paling penting dan perlu diperhatikan adalah bahwa dalam setiap banding dan perdebatan, pemain dilarang keras berkontak fisik dengan wasit.

gilabola.com

Nah... kalau kita bicara pembelajaran bagi pesepakbola Indonesia? jelas kalau kita perhatikan dan ikuti dalam setiap pertandingan sepakbola di negri ini tak jarang terjadi keributan baik itu antar pemain dengan pemain atau pemain dengan wasit, bahkan pemainpun tanpa segan-segan mendorong-dorong tubuh wasit, dan yang lebih parah lagi adalah melakukan pemukulan/penganiayaan terhadap wasit seperti yang pernah dilakukan Pieter Romaropen beberapa waktu lalu dalam pertandingan lanjutan Indonesia Super League (ISL) antara Persiwa Wamena melawan Pelita Bandung Raya (PBR) dimana saat itu Pieter Romaropen secara spontan/sengaja melayangkan tinju/bogem mentah ke wajah wasit Muhaimin karena tidak terima dengan keputusan sang wasit yang dianggap berat sebelah serta merugikan timnya, akibat dari insiden itu wajah wasit Muhaimin mengucurkan darah dan mengalami pendarahan di hidung.

Atas perbuatannya itu Pieter Rumarompen mendapatkan kartu merah, peristiwa itupun langsung diberitakan oleh berbagai media di Eropa dengan melampirkan video insiden tersebut. di sini tentu kasus ini memalukan sekali yang artinya sebagai pemain sepakbola professional Pieter Romaropen tidak paham apa yang menjadi semangat dalam olahraga khususnya sepakbola terkait dengan setinggi apa posisi wasit dalam memimpin sebuah pertandingan.

Dan berikutnya sebuah peristiwa memalukan juga pernah terjadi ketika Indonesia kalah dari Filipina di Piala AFF Suzuki Cup pada 2014 lalu, seperti yang terjadi pada gol yang ketiga kala itu dimana merupakan tragedi memalukan yang didalangi oleh pemain Indonesia sendiri, karena sudah jelas-jelas melakukan kesalahan para pemain bukannya segera mempersiapkan diri untuk menerima tendangan bebas dari lawan tapi yang terjadi pemain Indonesia malah sibuk mengerubungi wasit dan yang lebih memalukan lagi adalah kipper Kurnia Meiga yang jelas-jelas membuat kesalahan dengan menangkap backpass juga ikut memprotes, bukannya segera kembali ke gawang seperti yang dikomentari oleh seorang mantan wasit FIFA asal Indonesia Jimmy Napitupulu: “Saya melihat dari laga AFF ini, terlihat sekali kalau pemain Indonesia itu bodoh-bodoh. Mereka tidak paham aturan permainan. Karena tidak ada suporter, wasitnya asing, jadi mereka cuma bisa menunduk saja.”

Sebagai penutup tulisan ini memang harus kita akui dan sudah menjadi pemandangan umum di negri ini bahwa hampir dalam setiap pertandingan sepakbola mana kala terjadi keributan wasit selalu jadi bulan-bulanan bukan hanya oleh pemain tapi juga oleh supporter, kita harus mengakui tingkah laku dan tingkat kepatuhan para pemain akan peraturan pertandingan masih diragukan, mereka belum bisa disebut bertindak professional, sikap yang tidak menghormati peraturan tentunya harus menjadi perhatian khusus dan serius bagi pemegang otoritas sepakbola di Negri ini yaitu PSSI dengan segala perangkatnya jika memang menginginkan sepakbola lebih maju dan terus berkembang……..selamat menikmati.

Borneo 10 Maret 2015

Salam Olah Raga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun