"Mengapa ia susah sekali melupakan masa lalu ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari kemarin. Hari kemarin hanya diam. Membisu tanpa sepatah kata.
"Mengapa pula ia sukar melepas harap pada masa depan ketika engkau ada?" tanya hari ini kepada hari esok. Hari esok tergelak-gelak. Tawanya melambung ke langit.
"Mengapa engkau bertanya demikian?" tanya hari kemarin dan hari esok serempak. Tanpa basa-basi, hari ini menyahut, "Ia tidak pernah menikmati ketika aku hadir. Ia menghabiskan terlalu banyak tenaga dan waktu, memayahkan dirinya, untuk kau dan kau! Aku cemburu."
Angin sebetulnya masih menyimpan sisa percakapan mereka, tetapi aku terburu berpikir. Aku menutup telingaku dari mendengar. Kurasa aku tahu, siapa ia yang sedang mereka bincangkan.
...
Jakarta
19 November 2021