Perempuan itu terus saja murung setiap malam di sudut kamar petaknya, duduk di atas sebuah kursi dengan wajah termangu dan kedua tangan menyangga dagu. Tatapan matanya lurus tanpa makna, terasa kosong memandang ke dinding putih yang sudah kotor oleh coretan-coretan anaknya.
KEMBALI KE ARTIKEL