Sebelumnya, mohon maaf kepada para pembaca tulisan ini yang berasal dari kaum psikolog, ketika pemahaman penulis salah bahkan mungkin dianggap lancang terlalu kejauhan dari ranah ilmu ini. Intinya, penulis hanya ingin berbagi pandangan dalam upaya penulis mencari penyebab terjadinya mental “ikut-ikutan” ini.
KEMBALI KE ARTIKEL