Entah, Tari Sufi berhasil memantik dimensiku yang lain. Untuk ikut menari. Ikut hanyut. Dan akhirnya ikut menyatu. Sungguh, seni Jalaludin Rumi itu tiada tertandingi, tiada ternilai, tiada cacat sedikitpun.
Dari banyaknya fase kehidupan, di usiaku yang masih muda, Aku selalu memikirkan tentang kematian. Bukan takut. Bukan pula menghindar. Tapi Aku sudah tidak sabar untuk menyambutnya. Beralih ke dimensi Yang Maha Sempurna, berkawan baik dengan Sang Waktu.