Sebelum memulai tulisan ini, saya ingin menegaskan terlebih dahulu bahwa saya bukanlah tim sukses WIN-HT, anggota Partai Hanura, simpatisan Wiranto, atau bahkan anak Hary Tanoesoedibyo. Sebaliknya, saya juga bukan pembenci mereka atau anti mereka. Saya hanyalah seorang pekerja media lifestyle yang telah bergumul dengan dunia ini selama sekitar delapan tahun. Saya juga bukan pengamat politik ataupun ahli periklanan. Namun, ribut-ribut soal Kuis Kebangsaan yang ternyata terbukti settingan sehingga jadi ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu menggelitik saya untuk sedikit menuangkan pendapat lewat tulisan ini. Saya tak bermaksud menyalahkan atau membela pihak-pihak tertentu karena saya sendiri termasuk anti terhadap soal politik. Yang menarik perhatian saya justru apakah bentuk-bentuk rekayasa dalam strategi promosi jadi cara yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu atau malah jadi bumerang bagi si pengkampanye. Untuk itu, baiknya kita mulai tulisan ini.