Ya sudahlah, wong sudah naik mau bagaimana lagi? Mau protes sampe elek dan sampe ubanan ya nggak akan di dengar.
Trus enaknya bagaimana?
Kalo saya yang pertama adalah menghitung dampak kenaikan BBM terhadap "kestabilan perekonomian" di keluarga saya. Mulanya, saya belum kepikiran kira-kira berapa banyak (dalam rupiah) dampak kenaikan BBM ini terhadap keluarga saya. Tetapi kemarin sore, seorang anak saya sempat protes dan laporan minta uang transportnya dinaikkan karena di tegur oleh sopir angkot karena sekarang ongkos angkotnya sudah naik.
Dari “protes kecil” seorang anak saya itu akhirnya saya coba-coba menghitung berapa sih kenaikan yang harus kami tanggung selama sebulan untuk kebutuhan transport untuk berangkat sekolah dan bekerja – sekali lagi kebutuhan transportasi saja –
Ya, kali ini saya tidak menghitung apakah biaya uang makan siang saya dan istri saat kerja juga naik, biaya uang saku anak-anak apakah akan kami naikkan atau tidak, apakah biaya belanja mingguan untuk konsumsi naik berapa.. tapi fokus ke transportasi – karena per hari ini saya harus memberi tambahan lebih buat biaya transport anak-anak.
Oke deh mari kita hitung.
Jumlah anak saya adalah 4 orang – semuanya sekolah. Sejak kenaikan BBM kemarin, maka per satu orang saya memberikan tambahan uang transport 1000,- (seribu rupiah). Jadi sehari ada tambahan 4000 (empat ribu) rupiah buat tansport anak-anak. Karena anak-anak sekolahnya adalah 6 hari – hitungannya menjadi : Rp. 4.000 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 96.000,- (sembilan puluh enam ribu)
Sementara transport saya, rata-rata sebelum kenaikan BBM – sehari saya butuh sekitar 7.500 (tujuh ribu lima ratus rupiah) per hari, dengan adanya kenaikan BBM ini kurang saya haru menambah 2500 (dua ribu lima ratus rupiah. Kerja saya seminggu 5 hari, tetapi seringnya untuk ongkos Bensin tidak hanya dari rumah ke kantor – tetapi kadang hari sabtu-ahad juga ada kegiatan lain yang juga butuh uang bensin. Anggap saja saya juga kerja 6 hari – jadi hitunganya adalah: Rp. 2.500 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 60.000,- (Enam puluh ribu)
Untuk transport istri saya, rata-rata sehari ganti 2 kali atau 3 kali angkot karena ngajar di dua tempat kadang dapat “nunutan” dari temannya untuk ngajar di sekolah satunya, mudah-mudahan naiknya Cuma Rp. 1000 (seribu rupiah) – sekali jalan, berarti kurang lebih seribu kali 3 = Rp. 3000 (tiga ribu). Maka hitungannya selama sebulan jadi: : Rp. 3.000 x 6 (hari) x 4 (minggu) = Rp. 72.000,- (Tujuh Puluh Dua ribu).
Sedangkan total biaya tambahan untuk transportasi adalah: 96.000 + 60.000 + 72.000 =228.000 (dua ratus dua puluh delapan ribu rupiah)
Alhamdulillah, satu “masalah” sudah terpetakan, dan yang jelas untuk tambahan biaya transportasi ini tidak bisa dikurangi, dan yang bisa dilakukan sekarang ini adalah mencoba menyesuaikan dan melakukan “pemetaan” kenaikan biaya belanja harian/mingguan yang lainnya. Mudah-mudahan, kenaikan ini tidak juga mengajak kenaikan harga listrik dan harga elpiji.
Mudah-mudahan dengan menghitung sejak awal dampak kenaikan BBM ini, kita bisa mulai menyesuaikan diri dengan anggaran belanja rumah tangga kita.
Ini sekedar hitung-hitungan kecil dari saya, bagaimana dengan hitungan anda?