Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Paradoks Kini

30 September 2011   17:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27 47 1


Apa arti ini semua..


Ketika mata penuh sesak dengan berhala..




Bermainlah mereka yang berpunya..


Seakan hidup sekedar tawa..


Berpeluhlah kaum dhuafa..


Seperti memetik pulir di jenggala..




Ironi ini kita nikmati..


Atau mungkin hati telah mati..


Derita mereka hiasi berita..


Biasa, tak berarti apa – apa ..




Watak ini terlampau congkak..


Karena cinta dan kasih sayang tak lagi berdetak..


Terkikis, bersama rakus yang beriak – riak..




Ah, aku malu padamu Gie, juga engkau Pram..


Kalian menguburku terlalu dalam..




Namun, bukankah hidup sebatas adzan dan iqomah?


Berdoa sajalah, derita kalian berbuah jannah...



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun