Peristiwa ini berawal dari ketegangan yang terjadi antara oknum suku Bugis dan Dayak. Peristiwa itu terjadi karena salah satu satu dari kedua oknum suku tersebut merasa terdzalimi. Kronologisnya, Jum’at 23 November 2012 di kecamatan Barong Togkok, kabupaten Kutai Barat saat seorang suku Dayak bermaksud mengisi bensin di Agen Penyalur Minyak Solar (APMS) milik orang Bugis. Tatkala orang Dayak itu datang ke tempat itu, APMS, orang Bugis itu mengatakan bahwa jatah untuk motor telah habis. Yang tersisa hanya untuk mobil. Mendengar keterangan demikian orang Dayak itu berlalu pergi meninggalkan APMS tersebut.