Meraba tanah untuk di pijak
Aku masih ingat betul kejadian itu
Kejadian yang menghitamkan segumpal darah
Entah mengapa ada manusia yang seperti itu
Menabrak harapan dua tatapan mata
Merusak cita-cita dua genggaman tangan
Semua di hancurkan sepersekian detik
Semua ingatan itu masih sangat rapih
Aku yang pengingat atau aku benar-benar marah
Tapi, ahh... aku seharusnya tak bisa marah
Mungkin saja harapan yang diberi melebihi aku
Atau, bisa juga dia benar-benar bajingan
Iyaa, bajingan dengan paras yang menawan
Aku kembali berjalan dalam kesunyian
Kali ini membawa cahaya untuk merayakan sepi.....