Saya bukan orang Jawa, maka saya sering penasaran ketika membaca frase "
berkah dalem" yang jamak dilontarkan di kalangan teman-teman Jawa saya. Apa sih artinya? Apakah ada makna tertentu di balik frase ini? Iseng-iseng saya memposkan pertanyaan ini pada status
Facebook. Dan ternyata tanggapan yang saya terima cukup beragam. Seorang kawan bilang, "Tuhan memberkatimu." Saya pun menanggapi, "Kok, nggak ada kata
Gusti-nya?" Si kawan itu balas menjawab, "Ngga usah pake
Gusti, semua org juga udah tahu maksudnya..." Dengan polos saya pun menyimpulkan, "Ooo... berarti,
dalem itu sama dengan 'dalam' ya?" Tak berapa lama kemudian, seorang kawan Jesuit ikut nimbrung. Pembahasannya lumayan panjang:
"Dalemitu rumah. Kata itu dipakai sebenarnya oleh para abdi di Keraton. Dengan menyebut dalem, itu menunjuk pada Sultan, sang empunya dalem (rumah, kraton). Bagi orang Jawa, tidak sopan menunjuk langsung orangnya (ad hominem). Maka secara implisit menunjuk melalui rumahnya. Kita kenal pula sampeyan, yang berarti 'kaki', atau panjenengan, yang berarti 'tongkat'. Panjenengan paling halus, karena semakin 'jauh' dari subyek yg dimaksud."
KEMBALI KE ARTIKEL