cerita ini bermula di tengah malam, saat ku tidak bisa memejamkan mata karena ada rasa yang berbeda di perutku. tidak seperti bisanya, jam 11 malam perutku keroncongan setelah ku pikir apakah ku buat mie instant atau cari makan di luar akhirnya kupustuskan untuk memcari soto ayam. dimana selain hangat juga lezat (maklum hobi soto)
menyusup di tengah kegelapan dan dinginnya malam ku laju kendaraan mencari Soto Lamongan Langganan yang berjarak sekitar 2 Km. belum sampai setengah perjalanan tiba2 gerimis mengguyur, karena sudah kepalang dan malas pakai jas hujan makin ku genjot aja kendaraan berharap segera sampai di warung soto.
dari kejauhan ku sudah merasa senanag karena kelihatan lampu warung soto ayam lamongan masih menyala, berarti sotonya masih ada. sesampainya di warung soto ayam ku langsung parkir dan bergegas karena gerimis masih mengguyur.
di dalam warung masih ada beberapa orang yang dengan lezatnya menyantap soto ayam, dan seperti biasa ku langsung duduk dan menyambar bakwan di meja buat makanan pembuka, sambil ku bilang ke penjualnya
aku:" Mas....., soto ayam satu pakai jeroan, miumnya teh panas ya", Ujarku
bergegas penjual soto mendekatku, bertanya
Penjual soto: " maaf mas, tadi pesen apa?
aku:"soto ayamnya masihkan?" tanyaku
penjual soto:"alhamdulilah Habis, hari ini ramai Mas. kalau tahu campur masih", ujarnya
aku agak terkejut dengan jawabanya sambil berfikiri, kenapa dia bilang alhamdulilah padahal aku kecewa gak dapat soto ayam??
sambil sekenanya kujawab, " ya udah tahu campur ma teh panan", ucapku
selagi menunggu pesenanku ku lanjutkan berfikir, seenaknya aja bilang alhamdulilah padahal aku innalillah! akhirnya ku tersenyum sendiri, satu kondisi soto ayam habis tapi kami maknai berbeda. si penjual soto bersyukur karena soto ayamnya laris, tapi aku kecewa karena tidak bisa makan soto ayam
tanpa sengaja ku telah belajar, bahwa satu kejadian akan sangat berbeda respon kita tergantung memaknainya