MATAHARI baru saja beringsut melewati ubun-ubun, di siang yang panas ketika sepotong daun telinga, terlepas dan meluncur seperti kleyang, terkulai di lantai. Darah segar mengucur dari pangkal telinga. Tetesan darah mebentuk noda merah di jubin tegel kusam yang permukaanya sudah terkelupas. Aringanu... melolong, meraung....... kesakitan. Ampunn....teriaknya. Ia baru saja kehilangan daun telinga kanannya yang putus digigit laki-laki berambut bros. Dengan gerakan reflek, tangan kanannya lantas menutupi pangkal telinganya yang berdarah-darah. Telapak tangan kirinya pun solider ditumpangkan ke punggung telapak tangan kanannya agar darah berhenti mengucur. Sia-sia. Darah tidak mau kompromi. Baju yang sudah kusam pun kena cipratan darah segar....
KEMBALI KE ARTIKEL