Mohon tunggu...
KOMENTAR
Music

HIMpersada20: 17-23 Oktober 2021 (Kilas Balik Musik 2005-2014: Bagian 13)

18 Oktober 2021   07:15 Diperbarui: 18 Oktober 2021   07:18 426 2
2011 : # Trend

Tak bisa diragukan lagi, inilah tahunnya para boyband dan girlband merangsek ke blantika musik tanah air. Ditengah gejala kebosanan pendengar dengan suguhan band2 beraliran pop melayu, mereka menciptakan trend pasar baru yang lebih membidik generasi ABG yang sepertinya berbeda karakternya dengan kultur anak alay yang kita kenal. Mendadak sebagian besar kalangan remaja merasakan demam K-Pop rasa lokal. Konsep personel yang rata2 berwajah Asia oriental seakan sudah tak asing lagi dijumpai lewat layar kaca.

Yang cukup unik, boyband lokal zaman sekarang justru tidak berkiblat ke musisi negara barat, tapi malah condong ke Korea, loch ? Sebelum kembali ke topik negeri ginseng ini, penulis jadi teringat saat demam F4 di awal tahun 2000an melanda para kawula muda negeri ini, tak serta merta mendorong praktisi musik tanah air membuat proyek boyband, efeknya baru sebatas bikin heboh yang salahsatunya karena ada sinetron yang "mirip" serial Meteor Garden tersebut. Yang justru happening saat itu adalah duel acara kontes nyanyi : Indonesian Idol vs Akademi Fantasi Indosiar. Praktis, pamor boyband tertutup oleh gemerlap betapa menjadi penyanyi singel idola lebih menarik ketimbang perform ramai2.

Sekali lagi, mengapa patronnya negeri yang justru jarang kita dengar lagunya di stasiun radio ataupun program tv lokal ? Dibandingkan musik Mandarin atau lagu Jepang yang kerap jadi rujukan karena film2-nya sering bisa kita lihat di layar kaca, di negeri ini K-Pop perlahan merasuk lewat serial drama televisi yang menghanyutkan. Dari situ orang lalu tertarik untuk mempelajari kultur pop mereka, dan yang paling mudah tentu saja melalui bahasa universal : musik.

Lalu dengan nada prihatin, simaklah program seri drama kita, disanakah wajah orang Indonesia yang kita kenal ? Lagu tema sinetron pun sebatas tempelen, tidak lagi digarap serius seperti pemusik menggarap soundtrack film layar lebar. Apakah cuma itu saja, tentu tidak. Mereka pun tergolong sukses membangun jaringan hingga keluar negeri, sampai2 penyedia tanggalagu internasional seperti Billboard saja sampai berani membuatkan chart khusus K-Pop ini.

Dengan sedemikian besar magnitude-nya, kita bisa membayangkan betapa profesionalnya mereka menggarap musik sebagai sumber daya ekspor budaya ? Buktinya, tak pernah terbayangkan kalau artis2 Korea menggelar konser disini ( tentunya memperhitungkan komunitas fans yang ada ), padahal biasanya promotor musik khan umumnya mendatangkan artis2 jebolan negeri paman Sam yang dipandang memiliki fanbase yang potensial dan lebih menguntungkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun