Zaman sekarang, banyak kasus di mana murid yang tak mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru dan berakibat hukuman yang diterima oleh sang murid. Salah satu contohnya adalah kasus di Bekasi di mana video viral yang di dalamnya merekam seorang guru yang sedang memukul muridnya. Video tersebut menimbulkan statemen bahwa guru tersebut berlaku kasar terhadap muridnya. Padahal pada kenyataannya, guru tersebut berlaku seperti itu bukan tanpa sebab. Sang murid terlambat pergi ke sekolah dan membuat sang guru memberikan hukuman kepada sang murid supaya sang murid menjadi lebih disiplin.
Atau contoh kasus di Malaysia di mana seorang guru yang menghukum muridnya berakhir dengan diberi hukuman oleh orang tua murid dengan merangkak di dalam ruangan kelas karena telah menghukum anaknya. Hal tersebut dilakukan oleh orang tua murid karena sang anak yang dihukum oleh guru tersebut jadi tidak mau dan takut untuk pergi ke sekolah.
Mungkin bagi orang tua zaman dulu, ketika anaknya dihukum oleh guru, maka mereka akan menghukum juga anaknya ketika di rumah. Karena menurut orang tua zaman dulu, ketika anak dihukum maka mereka telah membuat suatu kesalahan. Beda ketika zaman sekarang, di mana ketika anaknya bersalah dan dihukum, orang tua malah mengajukan protes dan membela anaknya habis-habisan walaupun tahu anaknya itu salah.
Kedua kasus tersebut menjadi hambatan guru untuk mendidik karakter siswa. Kasus pertama, tindakan yang dilakukan oleh guru dengan menghukum siswa yang terlambat benar, supaya siswa tersebut kapok mendapat hukuman dan tidak akan terlambat lagi ketika pergi ke sekolah. Tapi hal tersebut malah terhambat ketika ada seorang siswa yang memvideo kejadian tersebut dan berakhir guru tersebut yang dinonaktifkan.