Beberapa hari ini setidaknya sudah beberapa kerabat yang meninggal di sekitar saya. Sudah beberapa sholat ghoib yang saya lakukan juga. Sudah beberapa kuburan yang saya ziarahi. Beberapa meninggal sebelum mencapai Ramadhan, beberapa di minggu awal Ramadhan.
Saya teringat dengan ucapan Ust. Adi Hidayat di dalam salah satu ceramahnya, “Berkatalah yang baik-baik, kata-kata antum itu semua wasiat,”
Kita coba refleksi kembali; apa yang sudah kita katakan kepada orang-orang sekitar kita. Opini apa yang sudah kita tulis di media sosial kita. Menyakitkan kah? Mengajak ke kebaikan kah?
Yang lebih simple lagi, apa kata-kata terakhir yang kita katakan kepada orang-orang terdekat kita. Chat teman dengan kata yang menyakiti kah? Atau kepada orang tua kita berkata sesuatu, yang meski mereka masih tersenyum, sejatinya hati mereka terluka? Semua ditanyakan Allah kelak.
Kematian itu pasti, tapi cara mati tergantung amal sholih. Yakin tidak ingin meninggal dan meninggalkan wasiat yang baik?
Salah satunya media opini seperti ini, pun akan ditanyakan Allah. Golden rule yang harus ditanamkan dalam diri tiap penulis adalah menjaga niat. Ada dua yang akan diuji pada penyebar berita baik; riya’ (berbangga diri) dan cemooh.
Tentang riya’. Simple saja. Begitu mudah opini di media sosial mendapat like dan share, lalu viral di timeline rekan-rekan semua. Seperti itu misal tulisan opini di media sosial, apakah niatnya untuk mendapat like, comment atau share? Ataukah lillah, tidak berharap berapa jumlah like comment atau share yang penting sudah berkata sebaik mungkin?
Adapun saya senang menulis opini-opini (wasiat) ini insyaAllah karena saya yakin, saya menemui Allah memang tidak lama lagi. Begitu juga para pembaca di sini.
Jadi, apa saja wasiatmu?
- Hilmy Farhan -
2 Juni 2017