RoI di Social Media: Misteri Terbesar Social Commerce
4 Maret 2015 15:47Diperbarui: 17 Juni 2015 10:111610
Anda memasang iklan billboard di sebuah jalan raya yang diasumsikan setiap hari lalu-lalang 200.000 orang. Selesai. Anda tidak tahu berapa orang yang lalu-lalang itu melihat iklan anda per hari. Memang begini cara kerjanya, anda maklum dan menerima.
Anda memasang iklan di koran atau majalah dengan oplah 25.000 per edisi. Selesai. Anda tidak tahu berapa orang yang melihat iklan anda itu per hari. Memang begini cara kerjanya, anda maklum dan menerima.
Anda memasang iklan di sebuah akun buzzer social media dengan 100.000 follower. Anda mungkin berharap selesai karena berpikir cara kerja social media sama dengan media konvensional. Namun ketika seseorang ‘menyadarkan' anda bahwa tidak selesai sampai di situ, anda akan langsung berhadapan dengan setumpuk data yang akan membuat anda teriak, "Data apa ini! Bagaimana cara membacanya! Apa hubungannya data ini dengan jualan saya!". Padahal itu baru data kinerja iklan pada buzzer, belum kepada data kinerja misalnya anda memiliki akun social commerce sendiri yang jauh lebih kompleks.
Wes Nicholas, Co-Founder dan CEO MarketShare mengatakan, "Pelaku bisnis hanya mau berinvestasi ketika mereka sudah paham betul bagaimana sesuatu bekerja. Karena itu mereka perlu mendapatkan pandangan yang komprehensif atas performa marketing mereka, bukan hanya sekedar taktik dengan meluaskan medium pemasaran."
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.