Islam, atau tepatnya kebudayaan Islam-seperti dikatakan Ismail al Faruqi- memandang keindahan sebagai nilai tempat bergantungnya seluruh validitas Islam, yang terpancar melalui nilai-nilai keindahan absolut al Quran. "Al Quran Maha Mulia, tidak ada yang melebihi otoritas al Quran selain Allah sebagai pemberi sumber-Nya". Al Faruqi selanjutnya mengisyaratkan, estetika dalam Islam adalah sublimasi bukti keilahian, yaitu al Quran tidak dapat ditiru atau ditandingi, baik dalam hal sastra, komposisi, irama, keindahan, balaghah, kesempurnaan gaya serta kekuatan dalam menampilkan makna. Dalam konsep Islam, Allah adalah pusat dari nilai-nilai estetika ini.
KEMBALI KE ARTIKEL