Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Kerjasama Indonesia-China, Menuju Progres ataukah Regres?

16 Oktober 2013   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 99 0
Tepat 3 Okober 2013, dalam acara yang bertajuk Indonesia-China Bussiness Luncheon ini, Pemerintah Republik Indonesia sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Pemerintah China yang di hadiri masing-masing 600 delegasi dari Indonesia dan 200 delegasi dari China. Kedua negara sepakat untuk menandatangani 21 perjanjian dengan total nilai kerjasama sebesar USD 28,2 Milliar. Sebelumnya perlu kita meninjau kembali bahwa China dengan Industri tekstilnya mampu merajai pasar indonesia yang membuat negara Indonesia mengimpor tekstil dari negera Tirai Bambu tersebut senilai USD 5,3 Milliar pada tahun 2012 yang proporsi penetrasi dari produk tersebut di pegang oleh tekstil China sebesar 50% , negara-negara lain selain China sebesar 10% dan hanya 40% dari dalam negeri. Diperparah , terjadi pada impor sayur-sayuran dan buah-buahan Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kurun Januari sampai April 2013, kontribusi nilai impor sayur China mencapai 57% dengan nilai US$ 88,85 juta dari total nilai US$ 156,15 juta. Demikian pula kontribusi impor buah-buahan dari China mencapai 64% senilai US$ 109,22 juta dari total impor US$ 170,01 juta. Kendala yang di hadapi Indonesia tidak hanya berhenti hingga disitu, Indonesia sebagai negara pengekspor terbesar batu bara China sebesar 97 persen dari total kebutuhan batu bara China terkena imbas dari pengenaan tambahan pajak impor untuk batubara muda (lignite) atau berkalori rendah oleh pemerintah China, akibatnya  para pembeli di China menahan pembeliannya. Padahal seperti kita ketahui sebelumnya bahwa batu bara muda tidak dikenai tarif impor dan pada perjanjian sebelumnya China dalam forum FTA (Free Trade Agreement) telah sepakat untuk menerapkan zero import tarif terhadap anggota-anggota ASEAN. Dengan adanya pajak tersebut maka pembeli di China akan terkena biaya tambahan sekitar 8 yuan (US$ 1,31) per ton dari harga batubara muda yang saat ini sekitar US$ 47 per ton.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun