Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Seduduk, Setara Cinta

16 September 2012   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 107 0

Peluh menceritakan kisahnya semalam tadi

Hingga mentari menjilati sekujur fajar pagi

Nian itu masih berdengung menjilati hati

Ada bongkahan asa yang melepuh pasi

Meski saat kurasakan bibirmu melumatku

Menari riang dalam alam fantasiku

Mengalir lewat aliran darahku

Dan berhenti pada satu titik kebekuan dalam dagingku

Tak ada imajinasi seindah dirimu

Tak mampu pula sang Cleopatra meruntuhkan pesona

Meski kutahu camar enggan berbisik di balik sarangnya

Kau tetap seperti warna pelangi dalam mendung itu

Tak ada yang menguasai atas kehendakmu

Tak terkecuali kerdil-kerdil itu

Emas tak seduduk dengan perak

Kapas takkan setara benang

Tapi cinta itu begitu buta, kawan

Tak ada beda gelas dan cawan

Ia samar, seduduk, setara dalam sejarah cinta

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun