Sekala hampir tak pernah melihat Jingga tersenyum, marah, menangis, atau bahkan kecewa. Hampir dua puluh tahun menjadi tetangganya, ekspresi yang dilihat Sekala selalu sama; datar. Entah itu ketika Mamanya membuang seluruh alat lukisnya ke tempat sampah, ketika lagi-lagi dirinya mendapat peringkat pertama dari seluruh siswa, atau ketika anak-anak komplek mengejek tubuh kecilnya. Mungkin Sekala pernah melihatnya saat mereka kecil, tetapi sudah lupa saking lamanya.
KEMBALI KE ARTIKEL