Pada tanggal 8 Februari kemarin, warga Yogyakarta kehilangan Bu Tumini, pemilik Warung Mie Ayam Tumini yang merupakan salah satu mie ayam favorit di kota Gudeg. Bu Tumini meninggal dunia karena masalah pernapasan pada usia 63 tahun setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.
Meskipun Bu Tumini sudah tiada, warung mie ayam ini tetap menjadi favorit banyak orang. Ini adalah kisah sukses Mie Ayam Tumini yang legendaris!
Eko Supriyanto, anak pertama Bu Tumini dan Suparman, menceritakan perjuangan keluarganya dalam memulai usaha mie ayam.
Pada tahun 1989, Suparman menyewakan beberapa gerobak mie ayam kepada pedagang keliling di kawasan Kota Gede dengan harga sewa Rp 500 per hari.
Suparman sendiri pandai membuat mie yang ia pelajari dari salah satu saudaranya di Cirebon, Jawa Barat.
Suparman dan Tumini kemudian menyuplai mie basah kepada pedagang keliling yang menyewa gerobak mereka.
Setelah mendapatkan modal dari penyewaan gerobak, pasangan suami istri yang memiliki 5 anak membuka usaha mie ayam di utara pintu masuk Terminal Giwangan pada tahun 1990.