Di seberang sebuah restoran cepat saji, seorang bocah belasan tahun berdiri termangu. Tatap matanya memandang lurus ke arah pintu restoran, sementara tangan kanannya sibuk meremas selembar uang di dalam saku celananya.
Bocah itu terlihat masygul, sisi hitam dan sisi putih dalam hatinya tengah bertarung.
Sisi hitam : Ayo, masuklah! Tunggu apa lagi?! Sebentar lagi kawan-kawan sekelasmu akan berdatangan ke restoran itu dan berbuka puasa di sana. Mereka pasti terkejut melihatmu juga di sana!
Sisi putih : Kau yakin memilih berbuka puasa di dalam sana, dan tidak bersama ibu dan adik-adikmu?
Sisi hitam : Ah, hidangan puasa di rumah biasa-biasa saja. Begitu-begitu saja, nyaris sama seperti kemarin. Bosan!
Sisi putih : Apa kau tega menikmati makanan yang kau beli di restoran itu sendirian, sedangkan ibu dan adik-adikmu makan seadanya?
Sisi hitam : tapi uang yang kau pakai uangmu sendiri, hasil keringatmu sendiri. Honor lukisanmu! Kau berhak menikmatinya tanpa harus memikirkan orang lain! Bukankah kau penasaran seperti apa rasanya makan di restoran itu? Gengsimu akan naik di mata teman-temanmu!
Sisi putih : pikirkanlah! Apakah selama ini ibu dan adikmu berlaku egois? Ingatkah kau saat dengan rela hati adikmu memberikan tabungannya untuk membeli peralatan melukismu?
Sisi hitam : Ah, tapi kau sudah membayarnya dengan menraktir mereka bakso Pak Warso saat kau memenangkan lomba melukis itu. Artinya impas!
Sisi putih : Apakah kau bisa mendapat juara jika adikmu tak merelakan uangnya untukmu? Kau menang karena kebesaran hati adikmu, mendahulukan kepentinganmu dibandingkan keinginannya.
Sisi hitam : Ah, selama ini kaupun cukup sering berkorban untuk mereka, untuk adik-adikmu itu. Bukankah sudah cukup sering kau mengalah, membagi hasil keringatmu untuk mereka. Tak ada salahnya kalau saat ini kau nikmati hidupmu sendiri. Makan enak di restoran bergengsi. Bayangkanlah aroma fried chicken yang menggoda, segelas softdrink yang menyegarkan di dalam sana.
Sisi putih : Tegakah kau sementara ibu dan adik-adikmu berbuka seadanya karena harus berhemat disaat semua barang kebutuhan begitu mahal? Bukankah kau tahu penghasilan ibumu tak terlalu banyak, itupun harus dipotong sebagian untuk membayar pinjaman yang dipakai untuk membiayai masuk ke sekolahmu itu. Itu dilakukan ibumu agar kau dapat sekolah terbaik, dan untuk kebaikanmu!
Sisi hitam : Peduli apa? Ini uangmu, kau tak minta pada ibumu. Nikmati saja....
Sisi putih : Bayangkan sejumlah uang di sakumu itu bisa kau belikan sate bertusuk-tusuk di warung cak Rus untuk kau nikmati bersama dengan keluargamu. Itu sudah cukup bukan? Bayangkan binar di mata adik-adikmu dan ibumu! Bayangkan! Sedangkan bila kau memaksa makan di dalam sana, uang itu hanya cukup itu seporsi hidangan untukmu saja.
Sisi hitam : Tapi kau akan tetap dipandang sebelah mata, tak dianggap teman-temanmu jika tak ikut berbuka di restoran itu! Kau akan sama seperti kemarin, terasing di antara teman-temanmu!
Sisi putih : Bukankah teman sejati seharusnya mampu menerimamu apa adanya? Mengapa harus takut kehilangan teman yang hanya mengukur materi? Bukankah kau masih memiliki keluargamu? Ibu yang begitu mengasihimu, adik-adik yang begitu bangga kepadamu!
Sisi hitam : Sekali ini saja kau tunjukkan kau pun mampu seperti mereka! Sepotong fried chicken saja dan gengsimu naik!
Sisi putih : Bertusuk-tusuk sate dan kehangatan keluargamu!
Sisi hitam : Sate cak Rus tak ada gengsinya! Lihat, setusuknya pun hanya dua ribu!
Sisi putih : Tapi kau bisa dapat banyak dengan uang di sakumu. Bandingkan uang hanya cukup untuk sepotong ayam goreng jika kau memaksa membeli di restoran itu, dan hanya untuk sebuah gengsi? Ini bukan soal, kau makan dengan apa. Ini soal gengsi dan harga diri yang kau samakan dengan sepotong ayam di restoran itu. Pikirkanlah....jangan kau taruhkan puasamu untuk sebuah gengsi dan kesombongan...! Itu nafsu namanya..
Bocah itu menghela nafas. Mengucap istigfar, dan berlari pulang....
Sesungguhnya puasa itu untuk menahan nafsu, memahami hikmah untuk berbagi dengan yang papa. Bukankah Allah tak menyukai segala sesuatu yang berlebih-lebihan...
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Drama Ramadhan