Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sejarah Atlantis [I]: DialogTimaeus

10 Agustus 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 716 0
..

Dari sekian banyak mitos atau legenda tentang peradaban yang hilang mungkin hanya kisah Atlantis yang terdepan. Di tulis oleh Plato hampir 2500 tahun lalu dalam karyanya yang berjudul  dialog Timaeus dan dialog Kritias, Atlantis di lukiskan sebagai sebuah negeri yang terletak di samudra Atlantik dan terbilang maju di jamannya. Penduduknya di gambarkan sebagai bangsa mulia tetapi  lambat laun mulai meninggalkan sifat kemuliaannya itu. Dan sekitar 11.600 tahun yang lalu, Atlantis di landa gempa dan air bah, dan akhirnya tenggelam ke dasar laut.

Karya Plato (427-347 SM) tersebut merupakan saduran dari puisi Solon ketika penyair tersebut berkunjung ke Mesir sebagai duta Athena. Di sana ia melakukan penelusuran sejarah dan menemukan sejarah bangsanya sendiri di kehidupan terdahulu, kehidupan ketika leluhur Mesir masih berada di negeri antah-berantah yang letaknya jauh di luar Mediterania.

Hampir di seluruh muka bumi ini mempunyai cerita yang mirip Atlantis seperti Ragnarök (Nordik/ Skandinavia), Xibalba (Maya), Eden (Ibrani), Hawaiki atau Avaiki (Polinesia), Avalon (Inggris), Atala (Mahabarata), Atrahasis (Mesopotamia), Taman Hesperides (Yunani), padang Elysian (Mesir), pulau-pulau Berkat (Yunani), Aztlan (Aztek), Thule, Tula, Tlaloc, dan masih banyak lagi, yang kesemuanya di percaya sebagai negeri asal atau negeri leluhur. Umumnya di gambarkan mempunyai gunung vulkanik suci, lebih dari satu sungai yang juga suci, adanya pohon kehidupan, lalu bencana besar melanda  dan peradaban atau surga itu pun lenyap, hilang, atau tenggelam. Semua penjabaran ini akhirnya menyimpulkan semua bangsa mempunyai satu sumber yang sama, leluhur yang sama. Terlebih lagi kisah-kisah di negeri awal peradaban tersebut sama-sama terkena musibah bencana yang membuat manusia tersebar ke berbagai penjuru bumi. Manusia yang terpaksa keluar dari sana lalu membuat eden-eden baru, atlantis-atlantis baru, mengingat dan mencatat hikmah dan pelajaran kehidupan leluhur ke dalam tradisi masing-masing.

Kelebihan dari negeri Atlantis di banding kisah sejenis lainnya adalah topografi atau rincian keadaan negeri tersebut sehingga sisa-sisa Atlantis pun kemudian di cari oleh berbagai kalangan sejak jaman Plato sampai sekarang. Para atlantolog itu melakukan penelusuran-penelusuran dan studi-studi perbandingan dari berbagai disiplin ilmu seperti, perbandingan mitologi, linguistik, astronomi, astrologi, antropologi, arkeologi, geologi, genetika, arkeoastronomi, volkanologi, oseanografi, konstruksi nautikal, navigasi, dan masih banyak lagi. Dan Atlantis, yang awalnya di duga berada di sekitar Mediterania, kini mulai memudar karena banyaknya wilayah-wilayah lain di dunia yang jauh lebih mendekati, dan Indonesia termasuk salah satu di antaranya.

Paul Kekai Manansala, Arysio dos Santos, dan Stephen Oppenheimer, adalah nama-nama penulis yang terkenal dengan karya-karya mereka, khususnya mengenai peradaban-peradaban kuno di Asia Tenggara. Manansala adalah penulis "The Naga Race" (1994) yang banyak menyumbang dari sisi linguistik dan budaya kuno Nusantara di dalam webblog-nya. Sementara buah karya Santos dengan Atlantis Indonesia-nya (1997) serta Oppenheimer yang mengusulkan Eden berada di wilayah Asia Tenggara (1998) hingga satu dekade kemudian juga tetap bertahan dan tidak tergantikan.

Bagi yang belum mengetahui kisah Atlantis tetapi sudah membeli buku-buku tersebut di atas, pastinya kecewa karena para penulisnya sudah tidak membahas dasar-dasarnya lagi (dialog Timaeus dan dialog Kritias). Jadi, di sini saya coba terjemahkan dialog Timaeus dan dialog Kritias, meski tidak keseluruhan, tetapi mudah-mudahan bisa membantu.

(Julius Bayu Manihuruk)

..

DIALOG-TIMAEUS

..

Di dalam dialog Timaeus, Plato menulis tentang konflik antara Athena dengan Atlantis, dua bangsa terbesar saat itu, hingga bencana yang datang melanda keduanya. Sedangkan pada bagian Dialog Kritias ia menulis rincian kegiatan dan keadaan kedua negeri tersebut. Adapun para pembicara dalam dialog Timaeus dan Kritias ini antara lain;


  • Kritias: si pembicara utama atau narator. Paman Plato ini juga muncul dalam dialog-dialog karya Plato lainnya.
  • Timaeus Locrus: tidak ada catatan mengenai orang ini, konon ia adalah ilmuwan  rekan Plato yang berasal dari Locri, Italia.
  • Sokrates (470-399 BC): guru Plato, pada saat itu dia adalah filsuf Yunani yang paling terkemuka.
  • Hermokrates: tidak banyak percakapannya di sini. Dia adalah ahli strategi terkemuka dari Syracuse (Sisilia).
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun