Kalimat klise hari ini yang paling sering kita dengar adalah mari bijak bermedia sosial. Namun demikian, faktanya, nasihat tinggal nasihat, ajakan tinggal ajakan. Bijak ini ternyata dimaknai berbeda-beda. Media sosialjustru lebih sering  dijadikan ruang pemuas nafsu untuk dipuji, dianggap hebat, dianggap sukses, dianggap sejahtera dan lain-lain. Banyak diantara kita yang terlalu ingin menampilkan citra kesuksesan ataupun cerminan kemewahan pada diri kita. Terlalu ingin kita dianggap luar biasa oleh lingkungan di luar diri kita.